Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meski arah kebijakan moneter European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) diprediksi sejalan, namun euro masih harus akui keunggulan yen untuk beberapa waktu mendatang.
Mengutip Bloomberg, Jumat (23/10) pairing EUR/JPY tergores 0,17% ke level 133,84 dibanding hari sebelumnya.
Adapun pada Kamis (22/10) lalu, Draghi melalui konferensi pers di Malta, Eropa Selatan menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan ekonomi Eropa saat ini perpanjangan stimulus akan menjadi pertimbangan. Yang mana hal tersebut akan dibicarakan pada rapat ECB Desember 2015 mendatang.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures menjelaskan untuk saat ini sajian data ekonomi kedua negara berbeda. Flash Manufacturing PMI Jepang September 2015 naik dari 51,0 ke level 52,5. Ini cukup untuk menopang posisi yen di hadapan euro.
Belum lagi ditambah dengan keputusan PBOC memangkas suku bunga pinjaman dan simpanan pada Jumat (23/10) lalu. “Itu juga cukup memberikan keuntungan yen dengan fungsinya sebagai safe haven di kawasan Asia,” kata Wahyu.
Sehingga sulit bagi euro untuk ungguli yen dalam beberapa waktu ke depan.Meski pada Jumat (23/10) data manufaktur Perancis dan Eropa September 2015 terhitung positif, tapi hal itu tidak mampu mengangkat euro. Tercatat manufaktur Perancis naik dari 50,6 ke 50,7 serta Eropa bertahan di level 52,0.
“Pergerakan pasangan ini terlihat flat dengan kecendrungan negatif,” prediksi Wahyu. Pasalnya, setelah ECB, Bank of Japan (BOJ) pun diprediksi akan melakukan pelonggaran stimulus demi menggenjot ekonomi dalam negerinya.
Perbedaan saat ini adalah BOJ belum memberikan deadline kapan akan membicarakan dan melonggarkan stimulus, sementara ECB sudah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News