Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hasil notulensi rapat FOMC yang bernada hawkish gagal menjadi penopang keunggulan the greenback. Bahkan di hadapan euro yang tengah minim sentimen pun USD harus terkapar.
Mengutip Bloomberg, Kamis (13/10) pukul 17.15 WIB pasangan EUR/USD menguat 0,11% di level 1,1019 dibanding hari sebelumnya.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengungkapkan saat ini penguatan EUR/USD lebih karena sajian data ekonomi yang stabil dan terkikisnya kekuatan USD.
Terbaru data final inflasi Jerman September 2016 bertahan di level 0,1% seperti bulan sebelumnya. Ini cukup jadi daya tahan bagi euro untuk pertahankan keunggulan tipisnya.
Sementara dari sisi USD, sebenarnya hasil notulensi FOMC bulan lalu yang baru rilis menunjukkan desakan para pejabat The Fed akan urgensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Ini juga berhasil mendongkrak probabilitas kenaikan suku bunga di Desember 2016 nanti dari 59% menjadi 67%. Tentunya ini jadi suntikan tenaga bagi USD.
“Hanya saja data ekonomi China yang buruk jadi menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar yang lantas menaikkan pamor yen dan ini di sisi lain menggerus kekuatan USD,” tutur Agus.
Ditambah lagi beberapa pelaku pasar memanfaatkan posisi tinggi USD sebagai kesempatan untuk ambil untung dan melakukan aksi profit taking.
Agus pun memperkirakan, penguatan tipis EUR/USD masih akan bertahan. Dengan pertimbangan data klaim pengangguran mingguan AS benar membengkak dari 249.000 orang menjadi 252.000 orang seperti dugaan pasar. Tentunya itu akan semakin menambah beban bagi the greenback yang membuatnya lemah.
Peluang tersebut akan semakin besar jika data neraca perdagangan Eropa Agustus 2016 juga dirilis mengalami kenaikan surplus. “Walau tidak bisa dipungkiri tren pasangan ini masih tetap bearish karena prospek The Fed yang lebih positif,” ujar Agus. Sehingga kans untuk koreksi lagi masih terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News