Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tingginya harapan pasar akan peluang kenaikan suku bunga The Fed jadi kekuatan terbesar the greenback untuk menguat di hadapan yen.
Mengutip Bloomberg, Selasa (11/10) pukul 17.05 WIB pasangan USD/JPY masih mampu terbang 0,22% di level 103,84 dibanding hari sebelumnya.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan penguatan USD/JPY terjadi karena posisi USD yang kuat pasca spekulasi kenaikan suku bunga yang terjadi dalam waktu masih hangat di pasar. Meski minim data ekonomi terbaru, pasar masih optimis menanti hasil notulensi FOMC pada Kamis (13/10) dini hari.
“Ini yang kemudian membuat tenaga USD kembali kuat terutama di hadapan yen yang perlahan kehilangan pamornya sebagai safe haven dengan performa kinclong USD,” tutur Tonny.
Selama pasar menanti notulensi FOMC, USD masih sulit dikalahkan. Apalagi dari hasil debat calon presiden AS terbaru, sentimen positif terhadap Hillary Clinton meningkat. Hal ini turut menyuntikkan tenaga bagi the greenback.
Kontras dengan BOJ yang disinyalir masih mungkin memangkas suku bunga lanjutan. Sehingga walau data ekonomi kinclong, yen sulit ungguli the greenback. Terbaru data neraca berjalan Jepang Agustus 2016 surplusnya membengkak dari 1,45 triliun yen menjadi 1,98 triliun yen.
Maka Tonny menduga Rabu (12/10) pasangan USD/JPY masih berpeluang untuk terbang lagi. Terutama jika nantinya beberapa anggota The Fed seperti William Dudley dan Esther George melemparkan pernyataan hawkish. “Fokusnya akan tetap ke USD sedangkan yen akan cenderung mengikuti pergerakan saja,” tebak Tonny.
Hanya saja memang penguatan tidak akan terlampau tajam mengingat kondisi ekonomi global yang masih mengkhawatirkan akibat isu Brexit akan tetap memberikan keuntungan bagi yen meski tidak signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News