Reporter: Nathania Pessak | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar euro melemah terhadap dollar AS pasca pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi yang dianggap dovish oleh pasar. Asal tahu saja, Draghi mengatakan akan melakukan pengurangan stimulus dan belum akan menaikkan suku bunga acuan hingga 2019.
Mengutip Bloomberg, Jumat (27/10) pairing EUR/USD melemah 0,37% ke level 1,1608 dibanding sehari sebelumnya.
“Stimulus bulanan memang diumumkan ada penurunan, tapi untuk yang sembilan bulan justru diperpanjang sampai September 2018, ini tidak sesuai dengan bentuk tapering yang diekspektasi oleh pasar,” papar Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaff.
Menurut Alwi, pasar menginginkan ketegasan dari Draghi dengan skema tapering yang tidak ambigu. Dengan skema yang diumumkan oleh Draghi ini, ada kemungkinan suku bunga ECB baru bisa naik pada 2019. “Inilah yang kemudian membuat euro anjlok,” imbuh Alwi.
Sementara, dari sisi USD, saat ini memang mata uang the greenback sedang berada di atas angin. Sebab, probabilitas kenaikan suku bunga masih menjadi sentimen positif yang menguatkan dollar AS.
Selain itu, Alwi juga bilang, pasar optimistis dengan calon pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen yang disebut lebih hawkish. “Nama John Taylor disebut sebagai calon kuatnya. Apalagi Taylor dikenal memiliki formula sendiri yang menyatakan bahwa suku bunga acuan masih harus naik 1,25%-1,5% lagi,” terang Alwi.
Dollar AS pun semakin mendapat suntikan tenaga setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS diloloskan. “Hal ini memunculkan adanya harapan reformasi pajak Presiden AS Donald Trump juga terealisasi,” ujar Alwi.
Prediksi Alwi, hingga akhir tahun 2017 ini, USD memiliki peluang untuk tetap unggul di atas EUR meski ada kemungkinan EUR akan technical rebound. “Kalaupun menguat, hanya terbatas, sebab sentimen dollar AS masih lebih kuat dibanding sentimen euro,” pungkasnya.
Secara teknikal, Alwi melihat harga berada di bawah moving average (MA) 10 dan MA55 yang menunjukan pola bearish cross-over. Ini mengindikasi tren jangka menengah sudah mulai begerak bearish. Relative strength index (RSI) juga menunjukan area negatif di area 36. Kemudian, moving average convergence divergence (MACD) baru mulai turun di bawah 0. Sedang stochastic ada peluang rebound di level 23.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News