kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enam Saham Masuk Indeks LQ45, Simak Prospek dan Rekomendasinya


Senin, 30 Januari 2023 / 07:51 WIB
Enam Saham Masuk Indeks LQ45, Simak Prospek dan Rekomendasinya
ILUSTRASI. Indeks LQ45 kedatangan enam saham baru untuk periode Februari-Juli 2023.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 kedatangan enam saham baru untuk periode Februari-Juli 2023. Keenam saham tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Saham-saham itu mendepak enam saham yang sebelumnya menjadi konstituen indeks LQ45. Keenam saham ini adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, keenam saham tersebut layak masuk karena memenuhi seluruh kriteria saham anggota indeks LQ45. "Secara prospek bisnis juga berpotensi melanjutkan pertumbuhan yang baik setidaknya sampai semester 1 2023," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/1).

Sentimen positif masuknya keenam saham ini ke dalam indeks LQ45 bisa dicermati langsung. Pada Kamis (26/1), bersamaan dengan pengumuman rebalancing dari Bursa Efek Indonesia, harga keenam saham ini kompak menguat.

Baca Juga: Harga Batubara Melandai, Intip Rekomendasi Saham dari Analis Berikut Ini

Cheril melihat, kenaikan harga saham blue chip tersebut merupakan respons positif dari pelaku pasar. "Likuiditasnya akan makin baik karena akan menjadi pilihan bagi investor besar dan manajer investasi," tutur Cheril.

Dari jajaran penghuni baru indeks LQ45, Cheril menilai SIDO dan SCMA merupakan yang paling menarik. Kinerja SIDO didukung oleh penurunan harga gula yang akan berpengaruh pada segmen bisnis herbalnya.

Penurunan harga gula bakal mengurangi biaya produksi perusahaan sehingga meningkatkan margin. Pelonggaran aktivitas ekonomi di China juga berpotensi meningkatkan permintaan segmen makanan dan minuman.

Kemudian, SCMA menarik karena layanan streaming Vidio memiliki berbagai saluran olahraga dan program menarik lainnya, meski siaran Piala Dunia sudah berakhir. Alhasil, pengguna Vidio masih akan menggunakan layanan ini untuk mengakses siaran olahraga lainnya.

Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut juga berpotensi meningkatkan jumlah pelanggan Vidio. Menjelang tahun politik, permintaan iklan juga diprediksi akan naik pada 2023 sehingga berpotensi menjadi pemasukan bagi SCMA.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Masuk LQ45, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Dalam riset tanggal 23 Desember 2023, Analis Samuel Sekuritas Ashalia Fitri dan Pebe Peresia mengatakan, prospek ACES pada 2023 tergolong positif. Menurut keduanya, meski terdapat tantangan kenaikan inflasi, ACES akan tetap mampu mempertahankan kinerja positifnya.

Pasalnya, ACES memiliki target pasar kelas menengah atas yang mempunyai daya beli lebih resilient dalam menghadapi inflasi. Pembukaan gerai-gerai baru ACES juga akan menjadi faktor penopang kinerjanya.

Pada tahun 2023, keduanya memperkirakan ACES dapat membuka 15 gerai baru, lebih banyak dari tahun 2022 yang sebanyak 13 gerai. "Fokus pembukaan gerai pada 2023 di Jawa luar Jabodetabek sekitar 48% dari total gerai serta mayoritas akan kembali berada di dalam mall atau sekitar 64% dari total gerai," tutur kedua analis tersebut.

SSSG perusahaan pada tahun 2023 diprediksi stabil dengan SSSG tertinggi berasal dari Jakarta. Untuk tahun 2022, keduanya memprediksi, ACES dapat mencapai target SSSG-nya, yakni mid-single digit.

Baca Juga: IHSG Berpotensi ke 6.950, Cek Rekomendasi Saham Samuel Sekuritas Senin (30/1)

Dalam riset 11 Januari 2023, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan meyakini, ruang pertumbuhan AKRA masih lebar. Hal ini didukung oleh inisiatif pemerintah untuk mendorong industri mineral down streaming melalui peningkatan investasi industri downstream dan kebijakan banning terhadap ekspor bahan mentah.

Selain itu, Farras melihat tingginya permintaan energi dan bahan baku dari berbagai sektor seiring dengan mulai meningkatnya kapasitas operasional. Sebut saja dari sektor pertambangan, manufaktur, dan lainnya.

Hal ini akan dampak positif terhadap performa AKRA. Berdasarkan estimasinya, AKRA mampu meningkatkan volume distribusi migasnya sebesar 15% yoy menjadi 2,8 juta kl pada 2022 dan 5% yoy menjadi 3 juta kl pada 2023.

Selain itu, infrastruktur mutakhir yang dimiliki AKRA mampu mendistribusikan bahan kimia secara bulk dengan volume yang besar sehingga prosesnya lebih efisien. Farras memproyeksi, AKRA mampu meningkatkan volume distribusi bahan kimianya sebesar 10% yoy menjadi 1,7 juta kl pada 2022 dan 5% YoY menjadi 1,8 juta kl pada 2023.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten-Emiten yang Berpotensi Raih Pendapatan Jumbo

Untuk tahun ini, Farras juga memprediksi, AKRA mampu membukukan penjualan lahan JIIPE sebanyak 70 ha yang ditranslasikan ke potensi pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun, dengan potensi 50% gross margin. Target penjualan lahan JIIPE 42 Ha tercapai di 2022 dengan pendapatan hingga Rp 1,4 triliun.

"Saya melihat, aktivitas usaha di wilayah Indonesia akan kembali meningkat yang tentunya akan memperbesar permintaan untuk lahan usaha," ucap Farras.

Dengan mempertimbangkan potensi pendapatan tambahan ini, Farras merevisi proyeksi laba bersih AKRA di 2022 menjadi Rp 2 triliun atau melesat 80% YoY dan naik 24% YoY menjadi Rp 2,4 triliun pada 2023. Revisi ini sejalan dengan peningkatan gross dan net margin secara keseluruhan menjadi 9,1% dan 4,8% yang didorong oleh peningkatan efisiensi operasional dari bisnis distribusi dan perdagangan serta kontribusi JIIPE yang punya margin tinggi.

Farras mempertahankan rekomendasi buy AKRA dengan target harga Rp 1.700 per saham. Pebe dan Ashalia merekomendasikan buy ACES dengan target harga Rp 650 per saham. Cheril pun merekomendasikan buy saham SIDO dengan target Rp 850 dan SCMA Rp 270.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×