Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan, sejumlah faktor mempengaruhi pergerakan harga batubara ini.
"Berkaitan dengan faktor keterlambatan perekonomian global yang terjadi serta adanya penurunan permintaan pada sektor komoditas," ungkap Nafan kepada Kontan, Minggu (29/1).
Selain itu, suplai batubara global kini berlebih sehingga membuat harga cenderung melandai.
Nafan melanjutkan, di tengah penurunan harga batubara global saat ini, sektor batubara masih memiliki potensi untuk bertahan seiring pemulihan ekonomi China.
Baca Juga: Prospek Batubara Masih Kuat, Ini Saham-Saham yang Bisa Dicermati
Langkah pemerintah China untuk mencabut kebijakan pembatasan covid-19 diyakini turut mendorong mobilitas penduduk dan berdampak pada peningkatan permintaan batubara.
Analis DCFX Futures Lukman Leong menjelaskan, langkah China yang kembali membuka keran impor batubara dari Australia serta musim dingin yang lebih hangat di Eropa dan Amerika Utara mendorong penurunan harga batubara belakangan ini.
"Penurunan ini hanya jangka pendek, namun investor masih dikuatirkan oleh perlambatan ekonomi dan resesi global untuk jangka panjang," kata Lukman kepada Kontan, Minggu (29/1).
Lukman melanjutkan, mulai dibukanya aktivitas perekonomian di China di sisi lain diyakini memberi dampak positif pada harga batubara untuk jangka panjang.
Faktor lain yang diyakini bakal mempengaruhi pergerakan harga batubara tahun ini yakni implementasi energi baru terbarukan yang mulai berjalan. Ini diperkirakan bakal menekan harga batubara.
"Saya perkirakan harga batubara tahun ini di kisaran US$ 235 per ton," ujar Lukman.
Rekomendasi Saham
Nafan mengungkapkan, kondisi tahun ini diprediksi membuat emiten batubara tidak bisa mencetak kinerja sebaik tahun 2022 maupun tahun sebelumnya. Menurutnya, keuntungan dari windfall profit komoditas yang terjadi pada tahun lalu berpotensi mereda pada tahun ini.
Meski demikian, menurutnya ada sejumlah hal yang akan diperhatikan investor untuk tahun ini antara lain kinerja tahun penuh 2022 serta dividen dari emiten-emiten batubara.
"Para investor juga berekspektasi kuat bahwa dividen emiten berbasis batubara masih diekspektasikan menarik atau akan mengalami peningkatan yield," terang Nafan.
Dengan kondisi tersebut, emiten yang rajin membagikan dividen dinilai merupakan emiten yang menarik untuk dicermati pada kondisi saat ini. Sejumlah emiten tersebut antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) hingga PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Baca Juga: Harga Batubara Melandai, APBI Beberkan Prospek dan Tantangan di Sepanjang Tahun Ini
Sementara itu, Lukman menilai sejumlah saham yang akan menjadi perhatian yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
"Saham-saham itu masih sangat berpotensi naik ke depannya. Namun, penurunan pada ekonomi global diperkirakan akan menekan harga saham-saham tersebut," kata Lukman.
Dengan kondisi ini, menurutnya investor cenderung bersikap optimis namun hati-hati dan membeli saat harga turun. Selain itu, menurutnya masih ada potensi koreksi harga saham untuk emiten-emiten tersebut akibat banyak ketidakpastian tahun ini baik aspek ekonomi maupun geopolitik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News