Reporter: Dyah Megasari, Ade Jun P, Asih Kirana W | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah meminta empat perusahaan manajer investasi (MI) pelat merah untuk menerbitkan BUMN Fund. Ini adalah reksadana penyertaan terbatas (RDPT) khusus untuk membiayai proyek badan usaha miliki negara (BUMN). "Menteri BUMN berharap, BUMN Fund sudah bisa meluncur 30 Juni," kata John D. Item, Presiden Direktur Danareksa Investment Management (DIM), Kamis (17/6).
Menurut John, BUMN Fund merupakan salah satu alternatif pendanaan bagi proyek BUMN. Sebab, kas internal, kredit bank, maupun penerbitan saham dan obligasi kemungkinan tak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) BUMN. Pemerintah memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, capex perusahaan BUMN mencapai Rp 1.500 triliun.
BUMN Fund juga bisa jadi jembatan bagi BUMN kaya agar bisa membantu BUMN cekak modal, dengan cara menjadi investor di RDPT ini. John mengaku, DIM sudah menyiapkan RDPT itu. Ia berharap, produk ini bisa meluncur sesuai target pemerintah. "Saat ini kami masih menunggu izin efektif dari Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan)," katanya.
Imbal hasil cukup legit
Karena masih baru, John hanya memasang target dana kelolaan Rp 100 miliar-Rp 200 miliar untuk produk perdana itu. Sayang, ia belum mau mengungkapkan proyek yang menjadi aset dasar RDPT ini. "Return BUMN Fund sudah pasti lebih tinggi daripada bunga deposito dan instrumen fixed income," imbuhnya.
Selain DIM, pemerintah juga menunjuk Mandiri Manajemen Investasi (MMI), BNI Securities, dan Bahana TCW Investment Management, untuk menerbitkan BUMN Fund.
Direktur MMI Andreas M. Gunawidjaja berharap, produknya bisa meluncur sesuai target Kementerian BUMN. "Tapi kami masih menyusun skema investasinya," ujarnya.
Andreas bilang, produk itu akan mendanai proyek BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur, seperti konstruksi dan ketenagalistrikan. MMI berharap bisa menghimpun dana lebih dari Rp 500 miliar. "Kisaran yield (imbal hasil) yang diberikan 15%," katanya.
Adapun, Vice President Investment Management Division BNI Securities Isbono M.I. Putro mengaku menyiapkan BUMN Fund berbasis proyek pembangunan pelabuhan terpadu. Targetnya, reksadana yang dirancang berumur dua tahun ini bisa menjaring dana hingga Rp 500 miliar.
Namun, Isbono pesimistis produk itu bisa terbit sesuai target. Sebab, saat ini pihaknya masih menghitung imbal hasil yang pas bagi pemilik proyek dan investor. "Proses ini paling cepat memakan waktu tiga bulan," katanya.
Bahana pun belum bisa memastikan waktu penerbitan RDPT itu. "Belum bisa dipastikan skemanya seperti apa," kilah Edward Lubis, Direktur Bahana TWC Investment Management, tanpa mau merinci lebih jauh.
April 2009, Bahana menerbitkan BUMN Fund I yang memutar dananya di proyek infrastruktur dan telekomunikasi. RDPT bertenor lima tahun ini memberi yield minimal 11% per tahun. "Saat ini nilai aset RDPT itu Rp 115 miliar," tutur Edward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News