Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Umumnya perusahaan terbuka memiliki pemegang saham pengendali (PSP), untuk memberikan pandangan pada investor. Namun, kasus emiten tanpa pengendali masih terjadi. Misalnya saja, PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) yang ditinggal PSP. Walhasil, 100% saham HKMU digenggam oleh publik atau pemegang saham di bawah 5%.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat dia menganalogikan sebuah perusahaan tanpa pengendali seperti mobil yang tidak punya sopir lagi.
"Perusahaannya juga akan merugi karena tidak ada operasional, ibarat mobil sudah tidak ada sopirnya dan mobil ini akan berhenti tidak berjalan," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7).
Baca Juga: Geliat HK Metals Utama (HKMU) Mencari Pengendali Baru
Dia menjelaskan kebanyakan perusahaan di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan holding yang punya banyak unit usaha atau anak usaha. Jadi kalau ada pengendali yang ingin keluar bisa dengan mudah ke publik.
Teguh bilang perusahaan masih ada, tapi secara operasional sudah tidak berjalan dan hanya menyampaikan laporan keuangan secara dan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secara rutin.
"Sedangkan unit usahanya atau anak-anak usaha yang masih dipegang masih terus berjalan. Jadi perusahaannya enggak kemana-mana, kinerjanya mungkin akan rugi terus dan sahamnya anjlok," imbuh Teguh.
Baca Juga: Bank Panin Dikabarkan akan Diakuisisi MUFG, Begini Kata Manajemen
Teguh menekan investor bisa mempelajari sebuah perusahaan sebelum berinvestasi karena sebelum pengendali keluar, biasanya perusahaan tersebut membukukan rugi atau tersandung masalah.
Jauh sebelum pengendali sebuah emiten keluar, investor perlu menganalisis dan membaca laporan keuangan perusahaan yang dituju sambil mencari informasi tentang perusahaan yang dimaksud.
Asal tahu saja, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) juga pernah kehilangan pemegang saham pengendali. Pada Maret 2021, pemegang saham ELTY hanya terdiri dari Interventures Capital Pte Ltd dan publik mencapai 94,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News