Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Khomarul Hidayat
Analis RHB Sekuritas Tbk Andre Wijaya dalam risetnya mengatakan masih ada harapan bagi emiten di sektor semen. Menurutnya, tensi politik yang berangsur membaik akan mendorong pemerintah untuk memperluas proyek infrastruktur mereka. Artinya, sektor infrastruktur dapat menopang konsumsi semen jika sektor property masih lesu.
Selain itu, volume penjualan semen sendiri sepanjang tahun lalu mengalami peningkatan secara yoy. Sektor semen berhasil membukukan pertumbuhan volume penjualan semen baik domestik maupun ekspor.
Baca Juga: Hadapi oversupply, Semen Baturaja (SMBR) lakukan diversifikasi produk
Volume penjualan domestik meningkat 1,2% yoy atau sebesar 69,77 juta ton, sedangkan penjualan ekspor meningkat 11,8% atau sebesar 6,36 juta ton.
Pulau Jawa masih menjadi pusat penyerapan semen terbesar di Indonesia dengan total 38.89 juta ton semen atau setara 55,74% dari keseluruhan pasar domestik sepanjang tahun 2019. Disusul oleh Sumatra dan Sulawesi dengan presentase konsumsi 20,58% dan 6,38% atau setara 14,36 juta ton dan 6,09 juta ton.
Peningkatan Indeks keyakinan konsumen Indonesia yang diterbitkan oleh BI juga dapat menumbuhkan serapan semen tahun ini. optimisme konsumen terhadap kondisi usaha menguat dari 132 menjadi 139,1 dalam 6 bulan ke depan. Ekspektasi kegiatan usaha ke depan juga meningkat dari 130,8 menjadi 139,5.
Melihat berbagai kondisi diatas, Andrey optimis akan ada peningkatan permintaan bagi semen terutama dari sektor infrastruktur.
Baca Juga: Memasuki tahun tikus logam, emiten properti menarik untuk dilirik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News