kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Emiten sektor konstruksi naik daun


Senin, 08 September 2014 / 04:56 WIB
Emiten sektor konstruksi naik daun
ILUSTRASI. Makanan Khas Thailand Roti Gluay / Thai Banana Pancake bisa jadi inspirasi menu buka puasa nanti


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Harga saham emiten sektor konstruksi tampil paling memikat. Sejak Januari hingga awal September tahun ini, saham konstruksi dan infrastruktur memberikan return paling kokoh.

Sebut saja saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Saham emiten konstruksi BUMN tersebut masuk dalam empat besar saham pencetak untung paling gede diantara jajaran saham kelompok LQ-45.

Harga saham WSKT, misalnya, melonjak 124% sejak awal tahun ini. Saham PTPP menanjak 113%, ADHI mencetak return 102% serta saham WIKA mencatatkan pertumbuhan 80% (Harian KONTAN, 2 September 2014).

Lantas, bagaimana prospek saham konstruksi hingga akhir tahun ini? Joko Sogie, Analis Danareksa Sekuritas memprediksi, saham konstruksi akan bergerak volatil hingga pengujung tahun. Sebab, pemerintah memangkas anggaran belanja sektor konstruksi pada tahun ini. "Kontrak baru emiten konstruksi hingga Agustus 2014 masih di bawah ekspektasi manajemen," ungkap Sogie.

Namun, sektor konstruksi pada tahun depan diprediksikan tumbuh pesat ketimbang tahun ini. Sogie menargetkan kontrak baru sektor konstruksi pada tahun depan tumbuh berkisar 15,3% hingga 27,7%.

Kebijakan pemerintahan baru diyakini akan menjadi salah satu pemicu kenaikan bisnis konstruksi. Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla bertekad membangun dan memperbaiki jaringan infrastruktur nasional. Misalnya proyek seperti pelabuhan, bandara, jalan dan listrik. "Hal ini akan menguntungkan BUMN Karya," kata Sogie.

Arief Budiman, analis Ciptadana Securities pada riset 7 Agustus 2014, memprediksi pemerintahan baru dapat menarik lebih banyak investasi asing atau foreign direct investment (FDI).

Rencana pemerintah baru mengerek harga BBM subsidi juga positif bagi anggaran pemerintah. Handoko Wijoyo, analis Mandiri Sekuritas, menilai kenaikan harga BBM akan berefek positif bagi sektor konstruksi. "Sektor konstruksi berpotensi naik 15% hingga 20%," ungkap Handoko, akhir pekan lalu.

Sogie menyarankan pemerintahan baru mengerek harga BBM subsidi sebesar 30%, setidaknya Maret 2015. Langkah itu dapat menghemat anggaran sekitar Rp 60 triliun. Dus, pemerintah bisa membelanjakan uang secara produktif, seperti program infrastruktur. Hal ini tentu menguntungkan emiten konstruksi.

Dari empat emiten konstruksi pelat merah, Handoyo memilih WIKA sebagai emiten konstruksi yang akan mengungguli pemain lainnya. "Mereka punya proyek dan order yang bagus," tutur dia.

Sogie juga menjagokan WIKA dan PTPP sebagai emiten konstruksi yang akan unggul di tahun 2015. Dia memprediksi bisnis WIKA di tahun depan tumbuh 32,3%, sementara PTPP tumbuh 32,8%.

Untuk saham WSKT dan ADHI, Sogie memperkirakan tumbuh masing-masing 24,7% dan 29,2% di 2015. Sogie dan Arief masih merekomendasikan overweight untuk sektor konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×