Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri ritel optimistis penjualan akan meningkat menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (nataru).
Optimisme ini sejalan dengan tren pemulihan penjualan ritel serta dukungan stimulus pemerintah yang mendorong daya beli masyarakat.
Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mencatat, penjualan ritel pada Oktober 2025 diperkirakan tumbuh 4,3% secara tahunan (year on year/YoY) dan 0,6% secara bulanan (month on month/MoM). Kenaikan ini mencerminkan peningkatan permintaan masyarakat menjelang akhir tahun.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai momentum nataru secara historis selalu menjadi pendorong konsumsi di kuartal IV.
Baca Juga: Emiten Ritel Berharap Cuan di Periode Akhir Tahun
“Biasanya penjualan meningkat signifikan pada Desember karena masyarakat mulai berbelanja untuk liburan, hadiah, dan kebutuhan keluarga,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (12/10/2025).
Menurut Yusuf, perbaikan penjualan ritel sudah terlihat sejak awal tahun, meski belum terlalu kuat. Sektor makanan, minuman, dan kebutuhan harian relatif stabil, sedangkan sandang dan barang tahan lama seperti elektronik masih tertahan.
Ia juga mengingatkan potensi kenaikan harga apabila lonjakan permintaan tidak diimbangi kesiapan pasokan.
Kinerja emiten ritel hingga September 2025 turut memperlihatkan sinyal pemulihan. Beberapa perusahaan mencatat kenaikan pendapatan meski laba bersih masih tertekan.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) membukukan penjualan sebesar Rp 52,36 triliun, naik 7,72% YoY, dengan laba bersih turun tipis 0,7% YoY menjadi Rp 785,57 miliar.
Baca Juga: Masih Ada Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun, Bagaimana Prospeknya?
Head of Legal Counsel & Corporate Affairs Erajaya Group, Amelia Allen, mengatakan minat konsumen terhadap produk teknologi, gaya hidup, dan F&B masih kuat. “Momentum akhir tahun, termasuk periode nataru, secara historis menjadi pendorong utama penjualan,” ujarnya.
Sementara itu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat kenaikan penjualan 5,92% YoY menjadi Rp 27,15 triliun per September 2025. Namun, laba bersihnya turun 8,23% YoY ke Rp 1,88 triliun.
Menurut perseroan, peningkatan ini didorong perbaikan permintaan domestik serta upaya berkelanjutan memperluas jangkauan produk. “Persiapan untuk menyambut Chinese New Year juga memberikan dampak positif bagi penjualan perseroan,” kata perseroan.
Adapun PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO), pengelola Guardian dan IKEA, mencatat penjualan bersih naik 3,86% YoY menjadi Rp 3,51 triliun, sementara laba bersih turun tajam 61,69% YoY menjadi Rp 70,34 miliar.
Head of Communications and Corporate Affairs HERO, Diky Risbianto, mengatakan periode nataru selalu menjadi pendorong permintaan signifikan, terutama pada kategori perlengkapan rumah tangga, dekorasi, serta produk kesehatan dan kecantikan.
Baca Juga: Alam Sutera Kejar Penjualan Akhir Tahun, Andalkan Produk Baru dan Insentif Properti
Untuk menangkap peluang akhir tahun, HERO menyiapkan strategi berupa optimalisasi ketersediaan produk, kampanye promosi bertema nataru, dan penguatan pengalaman belanja di kanal fisik maupun daring melalui layanan omnichannel.













