Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan tercatat merancang aksi korporasi berupa penambahan modal baik melalui private placement maupun rights issue pada awal September 2025.
Terbaru, ada PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) yang akan menggelar private placement dengan jumlah sebanyak-banyaknya 634.722.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp 100 per saham atau 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Manajemen OASA menyebut, perusahaan sedang berupaya memperbaiki struktur permodalan demi meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh pemegang saham.
“Melalui penambahan modal tanpa HMETD, perusahaan diharapkan akan mendapat alternatif sumber pendanaan untuk kepentingan bisnis atau kegiatan perusahaan dan/atau anak usaha perusahaan,” tulis Manajemen OASA dalam keterbukaan informasi, Rabu (3/9/2025).
Dana hasil private placement OASA ini akan digunakan untuk pengembangan usaha OASA dalam bentuk modal kerja, pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan di industri sejenis atau relevan dengan kegiatan usaha grup OASA dan/atau metode transaksi lain yang sesuai, dan/atau pengembalian pinjaman perusahaan.
Baca Juga: PANI Gelar Rights Issue Jumbo untuk Serok Saham CBDK, Simak Rekomendasi Sahamnya
Lebih lanjut, dana hasil private placement akan dipakai OASA untuk proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Tangerang Selatan dan sisanya akan digunakan untuk tujuan pengembangan bisnis melalui anak usaha.
Kemudian, ada PANI yang berencana menggelar aksi rights issue dengan penerbitan 1,2 miliar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham. Manajemen PANI menyebutkan, dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD III, setelah dikurangi biaya-biaya terkait PMHMETD akan digunakan untuk dua hal utama.
Pertama, PANI akan melakukan penambahan penyertaan saham pada salah satu entitas anak Perseroan, yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK).
Transaksi dilakukan melalui pembelian saham sebanyak-banyaknya 44,10% dari modal ditempatkan dan disetor dalam CBDK, yang dimiliki PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya.
Kedua, sisa dana akan digunakan untuk melakukan penyertaan atas saham baru yang akan dikeluarkan oleh entitas anak perseroan, yaitu PT Cahaya Inti Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, dan PT Panorama Eka Tunggal dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam masing-masing entitas anak perseroan.
Baca Juga: Kantongi Restu Pemegang Saham, Indomobil (IMJS) Siap Rights Issue 3 Miliar Saham Baru
Tak ketinggalan, emiten pelayaran PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) bakal menggeber private placement 1,4 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham.
Dana yang diperoleh dari penambahan modal tersebut akan digunakan seluruhnya untuk peningkatan modal kerja pada entitas anak yakni PT Citrine Maritime, PT Sapphire Maritime, PT Nusa Bhakti Jayaraya, PT Pearl Maritime dan/atau PT Naga Sinar Maritim.
BULL telah memiliki calon pemodal untuk rencana transaksi ini yaitu Fortune Street Limited, sebuah perusahaan investasi asal Hong Kong.
Pasar Respons Positif
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan menerangkan secara umum penambahan modal melalui private placement maupun rights issue umumnya memberikan dampak positif bagi emiten, khususnya terhadap ekspektasi kinerja dan harga saham.
"Aksi korporasi seperti ini sering kali direspons positif oleh pasar karena mencerminkan adanya rencana ekspansi, efisiensi, atau perbaikan struktur permodalan yang akan mendorong pertumbuhan ke depan," kata Ekky kepada Kontan, Kamis (4/9/2025) lalu.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan pinjaman bank, penggalangan dana melalui pasar modal memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Dari sisi keunggulan, risiko bunga tentu lebih rendah karena tidak ada kewajiban membayar bunga tetap sebagaimana pinjaman. Selain itu, aksi korporasi seperti ini juga membuka akses terhadap investor strategis dan dapat menjadi sarana diversifikasi sumber pendanaan.
Contohnya, Fortune Street Limited dalam aksi korporasi BULL, maupun potensi mitra strategis yang masuk melalui private placement OASA, hal ini menunjukkan adanya kepercayaan eksternal terhadap prospek pertumbuhan perusahaan.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten yang Gelar Rights Issue
Namun di sisi lain, biaya modal ekuitas juga perlu diperhatikan. Efek dilusi terhadap saham eksisting serta dampaknya terhadap laba per saham (EPS) bisa menjadi perhatian utama, terutama bagi investor lama. Proses penggalangan dana melalui pasar modal juga umumnya membutuhkan waktu dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan pinjaman bank, mengingat harus melalui tahapan korporasi dan regulator.
Dihubungi terpisah, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai transaksi dalam rights issue PANI layak secara komersial dengan valuasi yang wajar, termasuk sekitar 75% diskon terhadap net aset value (NAV) CBDK, sehingga potensi kenaikan NAV PANI diperkirakan cukup menjanjikan.
"Jadi meskipun berskala besar, strategi ini tampak konsisten seperti memperkuat kontrol atas CBDK, memperkuat struktur permodalan dan menjaga fleksibilitas untuk pengembangan bisnis jangka menengah panjang," ujar Liza kepada Kontan, Kamis (8/9) lalu.
Rekomendasi Saham
Ekky menilai OASA dapat menjadi opsi dengan profil high risk high reward, mengingat proyek energi terbarukan yang tengah dikembangkan memiliki potensi besar.
Jika proyek ini berhasil menghasilkan arus kas secara berkelanjutan, maka harga saham OASA berpeluang menguat lebih lanjut ke kisaran Rp 350–Rp 360, setelah mampu menembus resistance terdekat di Rp 300.
Kemudian, PANI akan mendapatkan katalis yang signifikan apabila akuisisi CBDK dan rencana konsolidasi berjalan mulus. Aksi korporasi ini berpotensi menambah valuasi secara signifikan dan mendongkrak kinerja keuangan ke depan. Dengan proyeksi eksekusi berjalan sesuai rencana, target harga Rp 20.000 masih cukup realistis untuk jangka menengah.
Terakhir, saham BULL memiliki prospek menarik di tengah rencana ekspansi armada. Apabila ekspansi ini mampu meningkatkan efisiensi dan volume pengangkutan, maka potensi re-rating saham cukup terbuka. Target harga jangka menengah berada di kisaran Rp 200–Rp 220.
Sementara, Liza memprediksi saham PANI bergerak sideways cenderung konsolidasi ke arah support Rp 14.700-Rp 14.600/Rp 14.400-Rp 14.000. Ia memproyeksikan saham PANI jangka pendek di posisi Rp 15.500-Rp 15.700.
Liza juga menyarankan investor untuk memperhatikan support area penting dari BULL di rentang Rp 152-Rp 150 per saham. Jika tembus, maka BULL bisa melemah lebih jauh ke arah Rp 143-Rp 141.
Dus, ia menyarankan buy saham BULL jika sudah bisa melampaui resistance level Rp 158 dengan target resistance jangka pendek di level Rp 162 dan Rp 177-Rp 180 per saham.
Selanjutnya: Penyerapan Tenaga Kerja dari Sejumlah Program Pemerintah Dinilai Belum Maksimal
Menarik Dibaca: EXO Is Back? Pesan Misterius December 2025 Bikin Fans Heboh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News