Reporter: Recha Dermawan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun 2023, ekspansi melalui strategi akuisisi diprediksi ramai dilakukan oleh emiten. Aksi ini sendiri sudah mulai ramai digelar dari pertengahan tahun 2023.
Aksi korporasi ini dilakukan tidak hanya untuk keberlanjutan bisnis, tetapi juga ikut serta dalam mempercantik pergerakan saham emiten yang terlibat di dalamnya. Saham emiten yang mengakuisisi maupun diakuisisi berpotensi terpapar sentimen positif, meskipun bukan dalam jangka yang panjang.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan tujuan emiten melakukan akuisisi tentunya untuk memperkuat pertumbuhan bisnis. Selain itu, bisa juga untuk efisiensi operasional dengan menggabungkan teknologi, dan infrastruktur yang dimiliki oleh ekosistem perusahaan sehingga dapat mengurangi biaya operasional.
Yang terakhir, sumber daya yang lebih besar juga akan meningkatkan daya saing dan kemampuan perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Baca Juga: Analis Prediksi Aksi Akuisisi oleh Emiten Bakal Makin Ramai Jelang Akhir Tahun
“Jika bicara prospek terkait dengan aksi akuisisi, kami meyakini semuanya memiliki prospek yang baik di masa mendatang” kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (18/10)
Hingga saat ini, sudah ada beberapa emiten yang melakukan akuisisi contohnya PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang masih agresif melakukan ekspansi di bisnis nikel dengan membeli saham PT Infei Metal Industry (IMI) dari Central Halmahera Holding Pte., Ltd.
Pandhu mengatakan, aksi akuisisi HRUM memiliki prospek yang bagus karena sektor nikel merupakan sektor yang ingin diandalkan oleh pemerintah sehingga banyak kemudahan dalam proses pengembangan industri ke depannya.
Kemudian Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) yang mengakuisisi saham semen Grobogan guna memperkuat posisi Indocement khususnya di pasar Jawa Tengah.
Lalu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang mengakuisisi anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) guna memperkuat operasi perusahaannya di Kalimantan Tengah di mana sebagian besar asetnya berada.
Yang terakhir, Nusantara Infrastructure (META) juga berencana mengakuisi jalan tol.
Namun Pandhu mengatakan, sejauh mana aksi ini akan berdampak pada kinerja perseroan tentu perlu dipantau terlebih dahulu.
Baca Juga: ESSA Melanjutkan Operasional yang Handal dan Melihat adanya Peningkatan Harga Produk
“Karena jika ternyata aset yang diakuisisi kurang produktif, tentu dapat berdampak negatif pada kinerja. Apalagi jika dana yang digunakan untuk akuisisi berasal dari utang sehingga akan menambah beban,” kata dia.
Pandhu memprediksikan, untuk beberapa waktu mendatang aksi akuisisi akan cenderung lebih pasif karena kondisi politik yang semakin dekat dengan pemilu yang mana biasanya para pelaku usaha akan cenderung menerapkan sikap wait and see.
“Selain itu kondisi ekonomi global juga masih relatif lambat sehingga akses pendanaan akan cenderung terbatas,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News