Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Tulus Santoso, Direktur PT Ciputra development Tbk (CTRA) tertarik merilis DIRE. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan menerbitkan DIRE karena masih menunggu kondisi pasar. "Kita akan lihat apakah ada investor yang tertarik membeli. Kalau kondisi pasar bagus kita akan terbitkan tahun ini," ujarnya.
CTRA masih akan menunggu Peraturan pemerintah (PP) dan Perda yang mengatur DIRE tersebut. Setelah itu, perseroan baru akan menjajaki kerjasama dengan manajer investasi untuk melihat respon dari pelaku pasar. Sebab prospek investasi DIRE ini sangat tergantung dengan banyak faktor seperti suku bunga, faktor kurs dan kondisi ekonomi.
Jika respon pasar bagus, Tulus memastikan akan segera menerbitkan DIRE sebagai salah satu alternatif pendanaan tahun ini. Saat ini CTRA telah memiliki Rp 10 triliun aset komersial yang berpotensi diterbitkan ke DIRE. "Kalau pasar bagus, kita akan pilah-pilah dari Rp 10 triliun tersebut untuk diterbitkan tahun ini," ujarnya.
Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya juga menilai positif langkah pemerintah menurunkan pajak DIRE. Namun, pihaknya belum berencana menerbitkan DIRE dalam waktu dekat.
Hermawan mengungkapkan masih akan mempelajari peluang DIRE. Sebab prospek intrumen tersebut dipengaruhi oleh kondisi suku bunga dan nilai tukar. Dia bilang, jika instrumen investasi lain menawarkan imbal hasil lebih tinggi, investor tidak akan melirik DIRE. "Kami masih akan pelajari pasarnya dan mengkaji aset mana yang bisa dijual ke DIRE," kata dia.
Sementara PT Intiland development Tbk (DILD) telah melakukan penjajakan dengan eberap menager investasi untuk melihat respon pasar terhadap DIRE. Jika pasarnya mendukung, perseroan akan segera merilis DIRE. "Timingnya tergantung kondisi pasar," ujar Theresia Rustadi, Sekretaris Perusahaan DILD.