Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Pelaku industri di bidang properti sepertinya masih cukup percaya diri menghadapi tahun 2013. Ini terlihat dengan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun ini yang cenderung naik.
Alokasi capex PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), misalnya, yang naik menjadi Rp 4 triliun - Rp 4,5 triliun dari tahun 2012 sebesar Rp 3 triliun. APLN mendanai capex dari perolehan marketing sales dan operating cash. Selain itu, APLN juga menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun.
Dana itu akan digunakan membiayai empat proyek baru dan satu proyek lanjutan. Empat proyek yang belum selesai diantaranya, satu proyek pembangunan residensial di Batam, dua proyek pembangunan small office home office (SOHO) di Pancoran, Jakarta Selatan, dan mengembangkan mal di Balikpapan.
Sementara, proyek yang akan dilanjutkan adalah apartemen di kawasan Green Bay Pluit, Jakarta Utara. Total investasinya empat proyek baru dan apartemen Green Bay Pluit sebesar Rp 10 triliun.
Rencananya, APLN juga akan mengakuisisi lima perusahan yang memiliki landbank atau proyek yang baru dimulai. "Proyek akuisisi masih kami diskusikan akan kita kasih tahu. Lokasinya Jakarta dan Karawang, " ujar Wakil Presiden Direktur PT Agung Podomoro, Indra Wijaya, Rabu (16/1). Akuisisi ini akan menggunakan dana dari penerbitan obligasi.
Indra menambahkan, fokus bisnis APLN di tahun ini masih pada pengembangan apartemen. Sebab, pasar apartemen masih besar terutama kalangan middle income. Karena itu, APLN menargetkan kenaikan marketing sales di tahun ini menjadi Rp 6 triliun dari tahun lalu Rp 5,8 triliun.
Tak mau kalah, PT Intiland Development Tbk (DILD) juga meningkatkan capex di tahun ini sebesar 20% menjadi Rp 1,8 triliun dari tahun lalu Rp 1,5 triliun. Dana capex berasal dari kas internal dan hasil pre sales Rp 1,08 triliun. Sisanya, berasal dari pinjaman perbankan. "Komposisi itu tidak baku, artinya jika hasil pre sales tinggi, kami akan menutupi capex dari itu," ujar Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland.
Belanja modal tersebut akan mereka gunakan, pertama, untuk menyelesaikan proyek mixed use South Quanter di TB Simatupang Jakarta. Kedua, mengembangkan One Park Avenue.
Ketiga, mengembangkan proyek kawasan industri Ngoro Industrial Park. Selain itu, Intiland juga akan menambah lahan di Ngoro Industrial. Sampai saat ini, Intiland memiliki 225 ha. Keempat, capex akan digunakan untuk mengembangkan Whiz Hotel.
Manajemen Intiland yakin, ekspansi itu bisa mengerek pendapatan 30% di tahun ini menjadi Rp 1,56 triliun dari proyeksi 2012 sebesar Rp 1,2 triliun. Sementara laba bersih diproyeksi tumbuh 30% menjadi Ro 218,4 miliar - Rp 227,5 miliar. Tahun lalu, proyeksi laba bersih DILD Rp 168 miliar - Rp 175 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News