kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Emiten Prajogo Pangestu dan Grup Bakrie Siap Masuk Indeks MSCI? Ini Prediksinya


Kamis, 09 Oktober 2025 / 02:56 WIB
Emiten Prajogo Pangestu dan Grup Bakrie Siap Masuk Indeks MSCI? Ini Prediksinya
ILUSTRASI. Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan merilis hasil peninjauan indeks terbarunya pada 5 November 2025, dengan penerapan efektif pada 25 November 2025.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan merilis hasil peninjauan indeks terbarunya pada 5 November 2025, dengan penerapan efektif pada 25 November 2025.

Sejumlah saham Indonesia disebut-sebut berpeluang menembus indeks global tersebut—mulai dari emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu hingga saham dari grup Bakrie.

BREN Paling Berpeluang Masuk MSCI

Menurut Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Prasetya Gunadi, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi kandidat kuat untuk masuk indeks MSCI. Hal ini didukung langkah manajemen dalam meningkatkan free float saham.

Baca Juga: Harga Naik Tinggi, Penghuni Baru MSCI Rawan Tekanan Jual

Prasetya menjelaskan, free float adjusted market cap (FFMC) BREN kini mencapai US$ 3,5 miliar, sedikit di atas batas minimum US$ 3,1 miliar. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian 12 bulan (12M ADTV) sebesar US$ 12,9 juta juga melampaui ambang minimum US$ 2,5 juta dan rasio likuiditasnya sudah melebihi 15%.

BRMS Bisa Naik Kelas

Untuk PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), Prasetya menilai harga di atas Rp 800 per saham dapat membuka peluang naik dari MSCI Small Cap Index ke MSCI Global Standard Index.

“Perlu dicatat, BRMS telah menguat ke Rp 950 dengan rata-rata nilai transaksi harian 12 bulan (12M ADTV) yang kuat sebesar US$ 22,1 juta,” kata Prasetya dalam risetnya, Selasa (7/10/2025).

Namun, tak semua saham bernasib baik. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) justru terancam keluar dari MSCI Global Standard Index karena nilai FFMC-nya turun di bawah US$ 1,2 miliar per 7 Oktober 2025.

EMTK Butuh Dorongan Harga

Secara terpisah, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman, juga menyebut peluang BREN, BRMS, dan EMTK terbuka lebar untuk masuk indeks periode November mendatang.

Fath menilai posisi harga BREN dan BRMS sudah memenuhi kriteria free float market cap MSCI, dan keduanya memiliki likuiditas yang cukup baik.

Namun untuk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), ia menilai harga perlu naik ke kisaran Rp 1.700–Rp 1.800 per saham agar bisa menjadi kandidat kuat.

Baca Juga: Melihat Kembali Nasib Emiten Penghuni Baru MSCI yang Catat Kenaikan Kepemilikan Asing

“Jadi masih perlu waktu. EMTK punya potensi peningkatan likuiditas dan harga apabila salah satu portfolionya, Superbank, potensi IPO,” ucap Fath kepada Kontan, Rabu (8/10/2025).

Fath menambahkan, investor bisa mencermati EMTK untuk mengejar potensi momentum MSCI, namun tetap waspada terhadap koreksi jangka pendek jika saham tersebut gagal masuk indeks.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×