CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.945   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.196   149,03   2,11%
  • KOMPAS100 1.099   26,87   2,51%
  • LQ45 869   25,52   3,02%
  • ISSI 220   3,58   1,65%
  • IDX30 445   13,29   3,08%
  • IDXHIDIV20 535   15,93   3,07%
  • IDX80 126   3,28   2,68%
  • IDXV30 128   1,76   1,39%
  • IDXQ30 148   4,07   2,83%

Emiten Perbankan Bakal Bertenaga di Semester I-2024, Cek Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 21 Juli 2024 / 20:14 WIB
Emiten Perbankan Bakal Bertenaga di Semester I-2024, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Emiten sektor perbankan diperkirakan lebih bertenaga di semester kedua 2024. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/07/2024


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor perbankan diperkirakan lebih bertenaga di semester kedua 2024. Pertumbuhan pinjaman yang kuat akan mengimbangi tekanan suku bunga tinggi.

Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya melihat, hasil semester I-2024, kemungkinan akan sejalan dengan perkiraan. Hal itu karena pertumbuhan pinjaman yang lebih cepat dari perkiraan mengkompensasi NIM yang menyempit. 

Sementara kualitas aset secara umum terlihat utuh, berdasarkan tren biaya kredit atau Cost of Credit (CoC) di bawah panduan 2024.

Andrey menuturkan, sebagian besar bank yang berada dalam cakupan RHB Sekuritas melaporkan lebih besar pertumbuhan kredit, kecuali Bank CIMB Niaga (BNGA) yang selama ini lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit sejak awal tahun 2024. 

Baca Juga: Enam Saham Bertukar Tempat, Ini Top 10 Market Cap IHSG Hingga Akhir Pekan

Kecuali BBCA, mayoritas perbankan melaporkan margin bunga bersih (NIM) yang lebih rendah selama Januari - Mei 2024. NIM konsolidasi BBRI mungkin lebih besar dibandingkan dengan lainnya karena imbal hasil pinjaman yang lebih tinggi dari anak perusahaannya yakni Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian.

Dan juga sebagian besar bank, kecuali BBCA dan BBRI, melaporkan biaya kredit yang lebih rendah selama Januari - Mei dibandingkan panduan setahun penuh 2024.

Sebagian besar bank melaporkan NIM yang lebih rendah untuk Januari-Mei dibandingkan panduan 2024, kecuali BBCA. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pengetatan likuiditas.

"Imbal hasil pinjaman meningkat, tidak cukup untuk mengimbangi biaya dana (CoF) yang lebih tinggi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI)," kata Andrey kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano memperkirakan, bank-bank akan terus menghasilkan pertumbuhan Net Profit yang layak pada kuartal kedua sekitar 5-25% yoy, didukung oleh pertumbuhan pinjaman 13%-20% yoy yang mengimbangi penurunan NIM 11 bps-98 bps yoy.

"Kami memperkirakan pertumbuhan pinjaman yang kuat untuk mengimbangi NIM yang lebih rendah pada kuartal kedua 2024,"ungkap Victor dalam riset 16 Juli 2024.

Namun demikian, lanjut Victor, adanya peningkatan secara tahunan dari tekanan Cost of Fund (CoF) mungkin masih terasa di semester pertama 2024 yaitu NIM semester I-2024 menjadi 5,5% dibandingkan 6,0% di semester I-2023.

Dalam pandangan BRIDS di semester pertama 2024, bank-bank yang masih tertinggal adalah BMRI dan BBRI. Keduanya masih tertinggal karena CoF yang lebih tinggi dan high base pendapatan operasional lainnya yang tinggi tahun lalu, sementara hal tersebut diperkirakan masih akan tertekan oleh biaya provisi tinggi.

Di samping itu, BBNI merupakan satu-satunya bank di antara 5 bank besar yang mencatat arus keluar (net outflow). Sementara BBCA tetap menjadi penerima arus masuk terbesar. 

Berdasarkan aliran dana asing dan kepemilikan asing, BRIS memiliki risiko arus keluar asing lebih lanjut yang lebih tinggi.

Sementara BBRI tampaknya memiliki risiko yang paling kecil. 

"Kami percaya arus masuk investor asing masih terfokus pada pertumbuhan pendapatan dan nama-nama yang kurang berisiko," imbuh Victor.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan menyebutkan, pertumbuhan pendapatan kumulatif emiten Bank meningkat menjadi 7,4% YoY selama Januari - Mei 2024, dibandingkan 5,3% di periode sama tahun lalu. Ini mendekati estimasi pertumbuhan pendapatan emiten Bank sebesar 7,8% YoY untuk bank-bank di bawah cakupan Ciptadana Sekuritas.

Baca Juga: KUR Bank BCA 2024: Syarat Mengajukan PInjaman, Limit, dan Suku Bunga KUR BCA

"BBCA tetap menjadi kontributor pendapatan tertinggi dengan pendapatan 12% YoY, diikuti oleh BBRI 9% YoY dan BMRI 6% YoY," ujar Erni dalam riset 2 Juli 2024.

Sementara itu, momentum pertumbuhan pinjaman tetap kuat dengan pertumbuhan 4,5% Ytd, yang merupakan pencapaian tertinggi dalam satu dekade terakhir

Erni memperkirakan puncak biaya kredit (CoC) di kuartal kedua 2024. CoC bulanan yang disetahunkan untuk bank-bank yang berada dalam cakupan mencapai 1,6% pada bulan Januari-Mei 2024, menunjukkan tidak ada perbaikan dari CoC Januari hingga April sebesar 1,6%. 

Peningkatan CoC masih disumbangkan oleh BBRI, karena CoC kembali melonjak menjadi 3.9% di bulan Mei 2024. Biaya kredit di BBRI diperkirakan akan mencapai puncaknya pada kuartal kedua, sebelum normal semester kedua 2024.

Sementara, Erni melihat, CoC Bank non-empat besar tetap mengesankan, dengan biaya kredit BBTN dan BNGA masing-masing meningkat sebesar -70 dan -60 bps YoY di lima bulan pertama 2024.

Victor meyakini bahwa sektor perbankan mempunyai kekuatan untuk prospek pemulihan kualitas aset dan likuiditas yang lebih tinggi di semester kedua 2024. 

BRI Danareksa Sekuritas terus mendukung BBCA mengingat keunggulan simpanannya dan asetnya yang kuat berkualitas. BMRI menggantikan BRIS sebagai pilihan kedua karena telah mengungguli dalam hal harga saham, dan harga saham diperkirakan akan lebih baik di semester II-2024.

"Adapun risiko yang perlu diperhatikan adalah memburuknya kualitas aset dan tingkat bunga acuan yang lebih tinggi," pungkas Victor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×