Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto
Harga DOC
Selain itu, emiten juga sudah mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku jagung. Strategi lainnya, emiten pakan ternak akan mengompensasi kenaikan biaya produksi, dengan mengerek harga jual produknya kepada konsumen. Walhasil, kenaikan harga bahan baku tak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Yosua, iklim bisnis unggas tahun ini masih positif bagi emiten pakan ternak. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bagus dengan peningkatan daya beli. Ini mendorong permintaan protein hewani. Dengan demikian, bukan hanya positif bagi penjualan ayam broiler, bisnis ayam berumur sehari (DOC) juga berpotensi meningkat.
Yosua masih merekomendasikan overweight untuk sektor pakan ternak, dengan saham pilihan buy JPFA dan CPIN. Ia memasang target harga kedua saham itu masing-masing Rp 1.800 dan Rp 1.400 per saham. Adapun Johanes mempertahankan rekomendasi neutral untuk sektor pakan ternak, meski produksi jagung di kuartal kedua akan membaik.
Dalam risetnya, Johanes mencatat, harga DOC pada kuartal I-2017 turun jadi Rp 4.300 dari kuartal IV-2016 sebesar Rp 4.732 per ekor.
Johanes menilai, rendahnya harga jual DOC turut menekan margin keuntungan emiten pakan ternak. Meski, permintaan tahun ini masih bisa bertambah. "Potensinya masih besar karena daging unggas termasuk yang paling murah," kata Johanes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News