Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Sebab, masih ada risiko yang cukup menantang seperti tensi perang dagang yang meningkat sehingga dapat memicu perlambatan ekonomi global. Risiko ini membuat emiten migas berpotensi kesulitan memulihkan kinerjanya secara signifikan.
Sedangkan menurut Thoriq, kinerja keuangan emiten migas bakal lebih terjaga asalkan harga minyak dunia bertahan di atas US$ 60 per barel sampai akhir 2025.
Sebaliknya, jika harga minyak dunia kembali melemah di bawah level tersebut, tekanan terhadap margin dan arus kas akan meningkat seiring pelemahan laba emiten.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Turun Selasa (5/8), Brent ke US$67,64 dan WTI ke US$65,16
Dari sekian emiten migas, Thoriq menyebut saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dapat dicermati oleh investor dengan target harga masing-masing di level Rp 1.700 per saham dan Rp 1.030 per saham.
Dia juga menyarankan stop loss saham MEDC jika berada di level Rp 1.450 per saham stop loss sedangkan saham ENRG dapat di level Rp 925 per saham.
Praska menilai, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) cukup menarik untuk dipantau dengan target harga di level Rp 530 per saham. Saham MEDC juga dapat dipantau dengan target harga di level Rp 1.600 per saham.
Selanjutnya: Perhiasan Asal Indonesia Diminati Swiss Hingga UEA, Ekspornya Tembus US$ 4 Miliar
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News