kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Menjajaki Metaverse, Bisa Jadi Katalis Positif di Masa Mendatang


Senin, 13 Juni 2022 / 20:09 WIB
Emiten Menjajaki Metaverse, Bisa Jadi Katalis Positif di Masa Mendatang
ILUSTRASI. Ilustrasi metaverse. REUTERS/Albert Gea


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten dari berbagai sektor mulai menjajaki metaverse. Sepenelusuran Kontan.co.id, emiten-emiten perbakan perbankan plat merah seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengumumkan mulai merambah dunia virtual itu.

Ada juga emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang masuk metaverse melalui anak usahanya Kalbe Nutritionals (PT Sanghiang Perkasa). Selain itu, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Net Visi Media Tbk (NETV) juga mulai terjun ke metaverse.

Sepenelusuran Kontan.co.id, emiten-emiten itu bekerja sama dengan PT WIR Asia Tbk (WIRG) sebagai pengembang platform metaverse di Indonesia. Asal tahu saja, WIR Group merupakan  penyediaan jasa teknologi berbasis Augmented Reality (AR) dengan menggabungkan teknologi Virtual Reality (VR), Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi pendukung lainnya. 

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Raditya Pradana mengamati, kendati cukup ramai emiten-emiten yang menjajaki metaverse, katalis tersebut belum cukup kuat untuk mempengaruhi pergerakan harga sahamnya.

Baca Juga: Kolaborasi WIR Group & Benings Indonesia Hadirkan Layanan Kecantikan di Metaverse

"Saat ini kami melihatnya masih dalam proses transisi ke dunia metaverse," ujar Raditya kepada Kontan.co.id, Senin (13/6). 

Akan tetapi, untuk timeframe masa depan atau sekitar 5 tahun-10 tahun mendatang, Raditya memperkirakan katalis ini bakal menjadi penggerak saham yang signifikan. Sebab, dalam timeframe tersebut, Raditya memperkirakan metaverse akan menjadi tren gaya hidup baru. 

"Emiten-emiten yang disebutkan di atas, sudah berorientasi pada masa depan yang menurut proyeksi kami akan didominasi oleh metaverse," imbuh dia. 

Dus, WIRG yang menjadi pengembang metaverse di Indonesia memilik prospek yang menarik juga ke depan. Kerja sama yang dijalin WIRG dengan emiten-emiten  akan menambah revenue stream perusahaan. 

Sementara itu Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan, berpendapat, metaverse memang masih abu-abu untuk jangka pendek ini. 

"Itu mungkin menjadi pendorong yang bagus, akan tetapi kita perlu melihat actual result-nya, apakah metaverse ini akan kembali mendatangkan profitabilitas bagi perusahaan," jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (13/6). 

Untuk jangka panjang atau setidaknya dalam 5-10 tahun mendatang, Farras tidak menutup kemungkinan metaverse bisa menjadi katalis positif yang signifikan. Dengan catatan, emiten-emiten yang menjajaki realitas virtual itu mampu melakukan monetisasi sehingga bisa menghasilkan keuntungan. 

Baca Juga: Pasar Kripto Mulai Comeback ke Zona Hijau pada Pekan Kedua Bulan Juni

Yang menjadi tantangan, metaverse di Indonesia masih dalam tahap sangat awal sekarang ini. Sehingga sejauh ini belum ada cara pasti yang bisa dilakukan untuk melakukan monetisasi metaverse secara reguler. Hal ini memungkinkan dilakukan apabila ekosistem metaverse di Indonesia sudah siap.  

Terhadap WIRG yang menjadi pengembang metaverse di Indonesia, Farras pun mengingatkan pelaku pasar untuk memperhatikan komitmen WIRG dalam mengembangkan metaverse. Baginya, metaverse sejauh ini masih sebatas topik yang ramai dibicarakan, akan tetapi belum terlihat rencana aksi atau road map ke depan. Padahal hal itu penting bagi proyek jangka panjang. Di sisi lain, perkembangan lini bisnis WIRG lainnya juga bisa diperhatikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×