kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten mengerem pinjaman perbankan


Selasa, 31 Juli 2018 / 07:02 WIB
Emiten mengerem pinjaman perbankan
ILUSTRASI. ilustrasi suku bunga


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana sejumlah bank besar mengerek suku bunga kredit mulai bulan depan akan mempengaruhi strategi pendanaan emiten. Sebab, biaya bunga yang ditanggung emiten akan lebih mahal.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) Yuherni Sisdwi Rachmiyati mengatakan, saat ini, sumber pendanaan modal kerja perusahaan  berasal dari uang muka proyek, termin dan kredit bank. Sehingga, kenaikan bunga kredit perbankan tentu akan berpengaruh terhadap biaya bunga yang harus ditanggung perusahaan.

Saat ini, WTON punya pinjaman di sejumlah bank pemerintah maupun swasta per kuartal I-2018 sebesar Rp 560,529 miliar. Dalam waktu dekat, perusahaan tidak akan menambah fasilitas kredit. "Kami masih punya plafon kredit yang cukup, dan penarikan bakal selektif dengan tetap memperhatikan DER (rasio utang) dan gearing ratio," kata Yuherni, akhir pekan lalu.

Emiten pelat merah lainnya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)  juga mengandalkan bank sebagai salah satu sumber pendanaan, selain penerbitan surat utang jangka menengah (MTN). Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Rahmad Pribadi bilang, hingga saat ini, belum ada pemberitahuan untuk penyesuaian tingkat suku bunga kredit dari bank. "Sedangkan kupon MTN juga fixed selama lima tahun. Jadi dari pembiayaan yang sudah ada tidak ada pengaruh," katanya, pekan lalu.

Namun, lanjut Rahmad, kenaikan suku bunga ini tentu akan mempengaruhi rencana pembiayaan proyek. "Kalau suku bunga naik terlalu tinggi, kami akan mengupayakan semaksimal mungkin pembiayaan investasi dari kas internal," ucapnya.

Infrastruktur terbebani

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, kenaikan suku bunga kredit bisa memberikan sentimen negatif bagi emiten sektor infrastruktur. "Namun, pemerintah masih akan berupaya mencari pendanaan dari sumber lain, seperti penerbitan surat utang atau pendanaan dari investor," katanya, pekan lalu. Opsi lain yaitu melalui pasar modal, seperti penerbitan saham baru alias rights issue.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap bilang, emiten sektor Infrastruktur bisa terkena sentimen negatif dari kenaikan suku bunga kredit. Sebab, pendanaan dari konsesi biasanya menggunakan dana pinjaman bank. "Emiten tentu akan mengkaji ulang operasionalnya terkait pengambilan utang yang baru," kata Juan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×