Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Industri menara masih terbuka
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel) Tommy Gustavi Utomo menilai, dari sisi korporasi, akuisisi mayoritas saham SUPR oleh TOWR merupakan hal yang biasa dalam bisnis. Termasuk di industri menara telekomunikasi.
Menurutnya, tujuan akuisisi ialah untuk memperkuat langkah bisnis di industri menara telekomunikasi, sejalan dengan kebutuhan internet yang meningkat pada era digital, serta perkembangan 5G di Indonesia. "Tidak ada dampak khusus yang terjadi, ini merupakan langkah strategi business to business yang biasa," ungkap Tommy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/9).
Dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap internet (akses telekomunikasi dan digital) serta penetrasi 5G, Tommy meyakini prospek bisnis menara masih terbuka lebar untuk pengembangan pasar oleh perusahaan telekomunikasi lainnya.
"Prospek bisnis menara yang masih terbuka luas ini masih dimungkinkan bagi pemain lainnya, walaupun saat ini terlihat mengerucut ke arah beberapa pemain besar yang ada," ungkap Tommy.
Baca Juga: Menang tender, Protelindo akan jadi pengendali baru Solusi Tunas Pratama
Adapun saat ini Aspimtel tercatat memiliki 22 anggota yang terdiri dari perusahaan-perusahaan menara telekomunikasi terkemuka. Menara telekomunikasi yang dimiliki oleh anggota Aspimtel berjumlah sekitar 85.000 menara.
Tanpa merinci dan mengurutkan jumlah penguasa menara terbesar, tapi Tommy memberikan gambaran bahwa ada empat group yang memiliki porsi kepemilikan menara telekomunikasi paling signifikan, yakni Mitratel Group (Group Telkomsel), Tower Bersama (TBIG), Protelindo Group (TOWR), dan Centratama Group (CENT).
Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel bakal terus memperkuat bisnis menara PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Per tahun 2020 Mitratel memiliki sebanyak 18.473 tower. Namun baru-baru ini, Telkomsel kembali melakukan penambahan pengalihan kepemilikan 4.000 unit menara telekomunikasi kepada Mitratel.
Sedangkan TBIG, pada April lalu telah merampungkan akuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Per 30 Juni 2021, TBIG memiliki 37.232 penyewaan dan 19.709 sites telekomunikasi.
Lalu, merujuk pada materi paparan publik PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT), per Maret 2021 mengelola 3.848 menara, dengan rasio tenansi 1,59x dan 864 site in-building DAS dengan rasio tenansi 1,79x.
Selanjutnya: Protelindo, Anak Usaha TOWR Teken Perjanjian Jual Beli 90 Persen Saham SUPR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News