Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri menara telekomunikasi semakin semarak dengan ekspansi dan akuisisi. Terbaru, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) bersiap untuk mencaplok 90% saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Protelindo terpilih sebagai pemenang tender/lelang (preferred bidder) setelah proses lelang selama kurang lebih empat bulan. Pada 4 September 2021, Protelindo telah menandatangani perjanjian jual beli (PJB) alias sale and purchase agreement dengan 14 pihak yang menjadi penjual saham SUPR.
Penyelesaian dari rencana pengambilalihan saham masih bergantung pada pemenuhan persyaratan oleh para pihak sebagaimana diatur dalam PJB, yang ditargetkan dapat diselesaikan selambat-lambatnya 20 hari kerja setelah tanggal PJB. Apabila syarat-syarat di dalam PJB terpenuhi, maka Protelindo akan menjadi pengendali baru SUPR.
Baca Juga: TOWR Akuisisi 90% Saham SUPR, Balapan Akuisisi dengan TBIG dan Mitratel Kian Sengit
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Corporate Secretary Protelindo, Maya Marcella, tujuan dari akuisisi tersebut adalah untuk pengembangan usaha serta perluasan jaringan usaha. "Agar dapat memperkuat posisi Perseroan sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia," ungkapnya dalam keterbukaan informasi yang disiarkan Senin (6/9).
Dalam keterangan di laman resmi Sarana Menara Nusantara, Direktur Utama Protelindo Ferdinandus Aming Santoso mengungkapkan, transaksi akuisisi saham tersebut akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan tower independen terbesar di Indonesia dengan lebih dari 28.000 tower dan hampir 53.000 tenant, sehingga rasio tenancy mendekati 1,9x.
“Akuisisi ini sejalan dengan strategi Protelindo yaitu Build, Buy and Return. Rasio leverage Protelindo yang rendah sebesar 2.2x Net Debt/EBITDA dan situasi suku bunga rendah saat ini, memberikan motivasi dan mendukung transaksi ini,” sebut Ferdinandus.
Dengan jumlah lebih dari 28.000 menara, maka TOWR bakal merajai penguasaan menara telekomunikasi di Indonesia. Asal tahu saja, hingga 30 Juni 2021, TOWR sendiri memiliki 21.575 menara.
Industri menara masih terbuka
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel) Tommy Gustavi Utomo menilai, dari sisi korporasi, akuisisi mayoritas saham SUPR oleh TOWR merupakan hal yang biasa dalam bisnis. Termasuk di industri menara telekomunikasi.
Menurutnya, tujuan akuisisi ialah untuk memperkuat langkah bisnis di industri menara telekomunikasi, sejalan dengan kebutuhan internet yang meningkat pada era digital, serta perkembangan 5G di Indonesia. "Tidak ada dampak khusus yang terjadi, ini merupakan langkah strategi business to business yang biasa," ungkap Tommy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/9).
Dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap internet (akses telekomunikasi dan digital) serta penetrasi 5G, Tommy meyakini prospek bisnis menara masih terbuka lebar untuk pengembangan pasar oleh perusahaan telekomunikasi lainnya.
"Prospek bisnis menara yang masih terbuka luas ini masih dimungkinkan bagi pemain lainnya, walaupun saat ini terlihat mengerucut ke arah beberapa pemain besar yang ada," ungkap Tommy.
Baca Juga: Menang tender, Protelindo akan jadi pengendali baru Solusi Tunas Pratama
Adapun saat ini Aspimtel tercatat memiliki 22 anggota yang terdiri dari perusahaan-perusahaan menara telekomunikasi terkemuka. Menara telekomunikasi yang dimiliki oleh anggota Aspimtel berjumlah sekitar 85.000 menara.
Tanpa merinci dan mengurutkan jumlah penguasa menara terbesar, tapi Tommy memberikan gambaran bahwa ada empat group yang memiliki porsi kepemilikan menara telekomunikasi paling signifikan, yakni Mitratel Group (Group Telkomsel), Tower Bersama (TBIG), Protelindo Group (TOWR), dan Centratama Group (CENT).
Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel bakal terus memperkuat bisnis menara PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Per tahun 2020 Mitratel memiliki sebanyak 18.473 tower. Namun baru-baru ini, Telkomsel kembali melakukan penambahan pengalihan kepemilikan 4.000 unit menara telekomunikasi kepada Mitratel.
Sedangkan TBIG, pada April lalu telah merampungkan akuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Per 30 Juni 2021, TBIG memiliki 37.232 penyewaan dan 19.709 sites telekomunikasi.
Lalu, merujuk pada materi paparan publik PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT), per Maret 2021 mengelola 3.848 menara, dengan rasio tenansi 1,59x dan 864 site in-building DAS dengan rasio tenansi 1,79x.
Selanjutnya: Protelindo, Anak Usaha TOWR Teken Perjanjian Jual Beli 90 Persen Saham SUPR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News