Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 melesat 4,89% pada perdagangan Selasa (16/6), lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 3,53%. Lebih dari setengah anggota indeks ini telah menebar maupun mengumumkan rencana pembagian dividen. Sebagian kecilnya juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari tahun buku 2019.
Berdasarkan harga saham per perdagangan Selasa (16/6), yield dividen terbesar (bagi yang belum lewat cum date) dicatatkan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yakni 12,98% dengan dividen total Rp 316,8 per saham. Disusul oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan yield dividen 7,16% (dividen tunai total Rp 1.213 per saham) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan yield dividen 4,31% (dividen tunai total Rp 214,4 per saham).
Baca Juga: Rombak jajaran direksi dan bagi dividen, ini hasil RUPST Astra International (ASII)
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, investor memang cenderung melihat yield dividen dibanding dengan besaran dividen yang dibagikan. Pasalnya, yield akan berpengaruh pada imbal hasil (return) pemegang saham.
Menurut Chris, saham yang memiliki yield dividen di atas bunga deposito, yakni lebih dari 5% sudah cukup menarik. Untuk mendapatkan yield dividen yang lebih tinggi lagi, investor memang sangat disarankan untuk membeli saham saat harganya masih murah.
Meskipun begitu, Chris mengimbau agar investor tidak hanya tergiur dengan yield dividen supaya tidak terjebak dalam dividend trap. Mengingat, dividen seperti pedang bermata dua yang dapat membuat harga saham naik sebelum cum date tapi berpotensi turun setelah ex date.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) bagi dividen Rp 2,82 per saham, berikut jadwalnya
"Apabila investor mengharapkan pembagian dividen, maka investor setidaknya harus siap menahan perusahaan yang dibeli di atas satu tahun," ungkap Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (16/6). Karena bakal diinvestasikan dalam jangka panjang, maka investor perlu mencermati realisasi dan prospek kinerja, rekam jejak pembagian dividen, dan juga prospek saham-sahamnya.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menambahkan, investor memang perlu memperhatikan tanggal cum date dan ex date pembagian dividen. Pasalnya, secara umum harga saham akan turun sesuai dengan yield dividen pada saat ex date.
"Bagi investor institusi, yield memang diperhatikan sekali. Akan tetapi, investor secara garis besar memperhatikan value dan capital gain, baik dalam jangka pendek maupun menengah," kata Okie. Sementara itu, bagi investor pemburu dividen, Okie menyarankannya untuk mempertimbangkan pergerakan harga supaya pengelolaan portofolio menjadi optimal.
Baca Juga: Trisula International (TRIS) akan tebar dividen Rp 4,7 miliar dari laba bersih 2019
Prospek saham-saham LQ45
Okie menilai, harga saham-saham LQ45 saat ini berada pada tingkat wajar, sebab sudah berangsur-angsur naik sejak Maret 2020. Untuk pekan ini, dia melihat pergerakan IHSG bakal cukup menarik karena terdorong aksi beli yang masif, terutama pada saham anggota LQ45.
"Kami menilai, IHSG berpotensi menguat dan mencoba diperdagangkan di atas level 5.000," ucap dia. Okie menyarankan investor untuk mencermati pergerakan saham emiten perbankan, pertambangan, aneka industri, dan barang konsumsi.
Chris juga berpendapat, prospek saham LQ45 memang cenderung menarik seiring dengan optimisme pelaku pasar terhadap pulihnya ekonomi dan meredanya kekhawatiran terhadap Covid-19. Apalagi, harga saham-saham LQ45 sudah terkoreksi cukup dalam sejak awal 2020.
Baca Juga: IHSG berpotensi menguat pada Rabu (17/6), jangan agresif beli saham bank
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, saham-saham LQ45 selalu punya potensi untuk membaik. Mengingat, saham-saham yang menjadi anggota indeks ini sudah memenuhi persyaratan dari segi likuiditas, keadaan keuangan, dan prospek pertumbuhan. "Maka, besar kemungkinan investor akan memperoleh saham dengan fundamental bagus pada harga diskon," ucap Valdy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News