kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Emiten konstruksi incar kontrak Rp 125 triliun


Senin, 04 Januari 2016 / 11:15 WIB
Emiten konstruksi incar kontrak Rp 125 triliun


Reporter: Andy Dwijayanto, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah siap tancap gas di tahun 2016. Emiten-emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menetapkan target perolehan kontrak baru di tahun yang baru ini, yakni sekitar Rp 124,6 triliun atau tumbuh 16% dibandingkan target tahun 2015, yakni Rp 107,3 triliun.

PT PP Tbk (PTPP) memasang target paling tinggi, yakni Rp 35 triliun. Target ini meningkat 29,6% dari target yang dipatok tahun 2015 sebesar Rp 27 triliun. Sementara kontrak carry over ditargetkan Rp 25 triliun sehingga total order book tahun ini akan mencapai Rp 60 triliun.

Agus Samuel Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP, mengatakan, tahun ini pihaknya akan lebih banyak menyasar proyek-proyek pemerintah. Jika tahun lalu proyek pemerintah yang dibidik hanya 20%, maka tahun ini akan dikerek menjadi 40%.

Tahun lalu, PTPP membidik proyek swasta dan BUMN dengan target masing-masing 40%. Namun, tahun ini porsi swasta akan di turun menjadi 20% dan porsi proyek dari sesama BUMN tetap 40%.

Adapun PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membidik kontrak baru sebesar Rp 34 triliun atau tumbuh 13,3% daripada target tahun lalu yakni Rp 30 triliun. Kendati hanya tumbuh tipis, WSKT menargetkan, kontrak carry over  sebesar Rp 66 triliun, sehingga total kontrak yang digarap tahun 2016 yang mencapai Rp 100 triliun.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan kontrak baru Rp 30 triliun. Jumlah tersebut turun 5% dibandingkan target tahun lalu Rp 31,6 triliun. WIKA juga menargetkan, kontrak carry over Rp 30 triliun, sehingga order book tahun ini mencapai Rp 60 triliun.

Adapun PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memasang target kontrak baru Rp 25,6 triliun tahun ini atau tumbuh 36,8% dari target tahun 2015. Perseroan membidik proyek pemerintah 37,2%, proyek swasta 37,1% dan proyek dari perusahaan-perusahaan BUMN ditargetkan sebesar 25,7%.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, prospek emiten konstruksi tahun ini akan jauh lebih positif dibandingkan tahun 2015. Tender proyek pemerintah sudah siap mulai bulan Januari. "Beda dengan tahun lalu. Realisasi proyek pemerintah lambat, " ujar Hans.

Meski target kontrak baru emiten konstruksi BUMN tersebut hanya tumbuh 16% dibanding target tahun lalu, menurut Hans target tersebut masih wajar. Pasalnya, tahun ini banyak kontrak carry over tahun lalu akibat mundurnya tender proyek.

Prospek emiten konstruksi BUMN juga akan didukung dengan nilai tukar yang lebih stabil. Hans memperkirakan, tekanan rupiah akan berkurang setelah adanya kepastian kenaikan suku bunga The Fed yang pertama. Menurut Hans, tahun lalu fluktuasi nilai tukar cukup menekan emiten konstruksi lantaran banyak material dan komponen konstruksi yang digunakan berbasis impor.

Hans melihat, tantangan konstruksi tahun depan adalah penerimanaan pajak. Pasalnya, proyek-proyek pemerintah didanai dari pajak. Jika penerimaan pajak rendah, kemungkinan realisasi proyek pemerintah tertunda. Hans merekomendasikan buy  saham ADHI, WIKA, PTPP dan WSKT dengan target harga masing-masing Rp 3.100, Rp 3.800, Rp 4.150 dan Rp 1.990.                

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×