Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana untuk melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue di tengah volatilitas pasar yang tinggi.
Emiten Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge berencana untuk menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham. Ini setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan HMETD dipatok sebesar Rp 2.000. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima WIFI dalam aksi rights issue ini maksimal Rp 5,89 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, salah satu pemegang saham WIFI, PT Investasi Sukses Bersama akan melaksanakan haknya sebanyak 1,48 miliar HMETD dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 2.000.
Baca Juga: Tambah Modal untuk Meikarta, Lippo Cikarang (LPCK) Right Issue Rp 1,48 Triliun
Entitas Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga berencana untuk melanjutkan proses rights issue yang sempat tertunda tahun lalu pada kuartal II-2025.
Pada Oktober 2024, TOWR mengumumkan untuk menerbitkan saham baru maksimal 5 miliar dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 900 per saham. Dus, TOWR berpotensi meraup dana segar Rp 4,5 triliun.
Entitas Grup Lippo juga akan melakukan rights issue melalui PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dengan menerbitkan maksimal 2,97 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 500 per saham.
Dus, LPCK akan memperoleh dana segar Rp 1,48 triliun. Kucuran dana tersebut akan salurkan kepada PT Megakreasi Cikarang Permai untuk menuntaskan proyek Meikarta.
Lalu ada PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang akan menerbitkan maksimal 2,15 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 10 setiap sahamnya, yang berasal dari portepel.
Dana dari hasil rights issue bakal dipakai NINE untuk modal kerja NINE untuk mendukung kegiatan operasional. Adapun NINE akan meminta persetujuan RUPS pada 30 April 2025.
Baca Juga: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Incar Dana Rp 5,89 triliun Lewat Rights Issue
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengingatkan kepada investor untuk mencermati rencana penggunaan dana hasil rights issue yang dilakukan emiten.
"Yang bagus kalau ada investor yang masuk agar menambah modal semakin kuat atau bisa membuat bisnis emiten lebih maju. Itu yang bisa dipilih," jelasnya, Senin (14/4).
Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan aksi rights issue masih bisa menarik, tapi tidak seramai saat kondisi pasar sedang bullish.
”Hanya emiten dengan fundamental kuat dan rencana penggunaan dana yang jelas yang akan dilirik investor," ucapnya.
Baca Juga: Tambah Modal untuk Meikarta, Lippo Cikarang (LPCK) Right Issue Rp 1,48 Triliun
Sukarno menilai rencana WIFI menarik karena harga yang ditawarkan di bawah harga pasar dan dananya dipakai untuk ekspansi. Secara valuasi pun, WIFI masih atraktif.
"Perhitungan valuasi PBV WIFI setelah rights issue menjadi lebih menarik, dengan rasio PBV 5,64 kali menjadi 1.78 kali dengan prospek fundamental yang masih bertumbuh," kata dia.
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan per 10 April 2025, sudah ada terdapat dua perusahaan tercatat atau emiten yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 470 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan masih ada empat perusahaan tercatat yang sedang mengantri dalam pipeline rights issue.
"Rinciaannya dua perusahaan dari sektor bisnis material, satu emiten dari sektor kesehatan dan satu berasal dari sektor transportasi & logistik," jelas Nyoman akhir pekan lalu.
Selanjutnya: Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia akan Gelar Kongres IATMI 2025
Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat di Musim Hujan, Tidak Gampang Sakit!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News