Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Mencermati kinerja emiten-emiten farmasi sepanjang tiga bulan pertama 2021, Analis Philip Sekuritas Helen berpendapat, capaian emiten farmasi di kuartal I 2021 ini tergantung pada komposisi pendapatan masing-masing emiten.
"Untuk segmen obat resep misalnya, ada kecenderungan pelemahan dikarenakan sebagian masyarakat menghindari pergi ke rumah sakit karena mengkhawatirkan Covid-19," kata Helen kepada Kontan.co.id, Jumat (7/5).
Kendati beberapa emiten membukukan kinerja yang kurang memuaskan, Helen melihat masih ada beberapa katalis yang akan mendorong kinerja emiten farmasi tahun ini. Salah satunya, ekspektasi konsumen yang meningkat.
Menurut pengamatan dia, permintaan konsumen saat ini tidak lagi sebatas obat farmasi, tetapi ke sektor kesehatan yang lebih luas. Misalnya, produk yang mencegah penyakit sebelum mengobati. Ia pun melihat adanya perubahan gaya hidup, sehingga ada permintaan dari produk-produk seperti vitamin, suplemen, makanan kesehatan, kecantikan.
Baca Juga: Kinerja tumbuh di kuartal I-2021, cermati rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)
Selain itu, pertumbuhan kelas menengah akan mendorong permintaan terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas dan dapat diandalkan. Termasuk inovasi digital seperti layanan konsultasi melalui aplikasi dan penjualan produk melalui online. Adapun peningkatan penyakit tidak menular seperti kanker juga bisa menjadi pendorong kinerja emiten-emiten farmasi.
Di antara emiten-emiten farmasi yang ada, Helen mencermati saham SIDO dan KLBF. Terhadap SIDO, Helen optimistis industri herbal di Indonesia memiliki prospek menarik mengingat populasi masyarakat berusia tua yang meningkat.
Di sisi lain, masyarakat berusia muda juga mulai menggunakan produk-produk herbal. Adapun pembeli suplemen makanan juga bertumbuh, ini tidak terlepas dari kesadaran konsumen untuk melakukan langkah preventif terhadap kesehatan.
Baca Juga: Laba Kimia Farma (KAEF) anjlok 33,90% di kuartal I 2021