kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Emas tergerus penantian The Fed


Sabtu, 10 Juni 2017 / 15:03 WIB
Emas tergerus penantian The Fed


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

Aset safe haven

Namun, menurut Putu Agus Pransuamitra Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, kemungkinan The Fed menahan suku bunga dalam rapat FOMC bulan ini tetap terbuka meski tipis. Kalau itu terjadi, bisa dipastikan laju emas tak teradang lagi.

Cuma, jika bank sentral AS tetap mengerek suku bunga, koreksi harga emas pun tak akan signifikan. Mengingat, si kuning menyala masih diincar sebagai aset safe haven di tengah kondisi politik yang memanas di wilayah Timur Tengah, ketegangan di Semenanjung Korea, dan aksi terorisme di Inggris.

Tren bullish bagi emas bertambah setelah World Gold Council menduga ada kenaikan permintaan emas dari India. Sepanjang 2017, permintaan India diperkirakan mencapai 650 ton-750 ton dan naik menjadi 850 ton-950 ton dalam tiga tahun mendatang. Apalagi, pemerintah negeri Gangga akan memberlakukan kebijakan goods and service tax bagi transaksi emas mulai 1 Juli 2017 mendatang.

Saat ini, tarif pajak atas transaksi emas di India sekitar 12% sudah termasuk custom duty, excise duty, dan VAT. Dengan adanya aturan baru ini, maka pajak yang dikenakan ke konsumen lebih rendah. "Trennya memang cukup bagus bagi emas karena dengan kondisi global yang terjadi saat ini, pelaku pasar cenderung memilih memegang emas," kata Putu.

Selain itu, perkiraan Chinese Gold & Silver Exchange Society menunjukkan, impor emas bisa mencapai 1.000 ton tahun ini atau jauh di atas impor tahun lalu yang hanya 647 ton. Ini bisa terjadi, mengingat pelaku pasar di negeri tembok raksasa tentu akan mencari perlindungan dari bayang perlambatan ekonomi.

Walau memang, untuk sepekan ke depan, selama belum ada rilis hasil pertemuan FOMC, beban bagi harga emas masih cukup besar.

Dari sisi teknikal mingguan, Putu menjabarkan, harga emas saat ini bergerak di atas moving average (MA) 50, 100, dan 200 mendukung kenaikan lanjutan. Garis moving average convergence divergence (MACD) di level 85 berpola uptrend. Relative strength index (RSI) level 46 dan stochastic level 48, keduanya terus mengajak turun.

Untuk itu, Putu memperkirakan, sepekan mendatang harga emas bakal ada di kisaran US$ 1.230-US$ 1.310 per ons troi. Sementara Lukman menebak antara US$ 1.245-US$ 1.300 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×