CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Emas kembali mencetak rekor, terdorong memburuknya perang dagang AS-China


Senin, 26 Agustus 2019 / 08:10 WIB
Emas kembali mencetak rekor, terdorong memburuknya perang dagang AS-China
ILUSTRASI. Emas batangan


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat koreksi pada pekan lalu, harga emas kembali mencetak rekor tertingginya pada awal pekan ini. Senin (26/8) pukul 08.00 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange ada di US$ 1.557,60 per ons troi. Harga ini naik 1,3% dibanding akhir pekan lalu yang ada di US$ 1.536,60 per ons troi.

Kenaikan harga emas terdorong oleh memburuknya perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang menimbulkan kekhawatiran resesi global. Kondisi ini mendorong permintaan save haven seperti emas sehingga membuat harganya terus melambung.

Melonjaknya harga emas juga ditopang oleh pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang lebih bersikap dovish tentang kebijakan moneter ke depan dan komentar Presiden Donald Trump yang memperburuk ketegangan perdagangan dengan China.

Baca Juga: Harga emas terus melorot menanti arah pidato Jerome Powell di Jackson Hole

"Fakta bahwa Powell mengatakan bahwa The Fed akan bertindak tepat untuk mempertahankan ekspansi cukup bullish untuk emas. Dua alat utama yang mereka miliki adalah pelonggaran kuantitatif atau tingkat yang lebih rendah. Kedua alat itu akan menyebabkan emas naik lebih tinggi," jelas Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, setelah aksi balasan tarif oleh China, Trump kembali memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk menutup operasinya di China. 

"Ini berarti tidak ada resolusi, eskalasi terus berlanjut. Investor menjual aset berisiko dan membeli emas," kata analis SP Angle, Sergey Raevskiy.

Sepanjang bulan ini, harga emas sudah naik hampir 8% dan sekitar 19% sepanjang tahun ini.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×