Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Merosotnya minat investor terhadap aset-aset berisiko tinggi melambungkan harga safe haven khususnya emas. Logam mulia ini berhasil menguat ke level tertinggi sejak Mei lalu. Investor menjatuhkan pilihan pada emas seiring meningkatnya kekhawatiran krisis utang di kawasan Uni Eropa yang diperkirakan akan menjalar ke Italia.
Kemarin, emas ditutup menguat 0,6% ke US$ 1.553,60 per troi ounce. Angka tersebut merupakan kenaikan beruntun dalam enam sesi terakhir menyusul semaraknya aksi borong pada logam simbol kesejahteraan ini.
Pada waktu yang sama, emas juga mencatatkan kenaikan tertinggi terhadap euro dan sterling. Harga emas berdenominasi euro mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di 1.110,48 euro per troi ounce. Sedangkan pada sterling, emas mencetak rekor tertinggi di 979,89 pound per troi ounce.
Kinerja emas juga terdongkrak oleh kondisi tidak pastinya penanganan utang Amerika di mana Presiden AS Barack Obama masih berusaha meningkatkan tekanan pada partai Republik agar menyepakati aturan pagu kredit terbaru guna menghindari gagal bayar utang yang jatuh tempo 2 Agustus mendatang.
Analis komoditi dari Valbury Asia Futures, Ahim menilai kondisi tersebut menguatkan sinyalemen bullish berdasarkan intraday chart untuk mendukung proyeksi berlanjutnya rally dengan potensi target mingguan menuju level US$ 1.557,75 per troi ounce.
"Tapi waspadai level RSI yang sudah memasuki area overbought, hal itu mengindikasikan harga emas rentan terkoreksi dari penguatan tajamnya sejak awal Juli silam. Level intraday support sesi ini terdapat pada kisaran US$1.547,20-US$1.541,40 per troi ounce," jelas Ahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News