Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas dan Euro menjadi favorit dalam transaksi valuta asing (Valas). Ke depan, isu utama yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang akan terfokus pada kelanjutan suku bunga The Fed antara mempertahankan atau menurunkan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati bahwa emas (XAU), Euro (EUR), Japanese Yen (JPY) dan Swiss Franc (CHF) menjadi mata uang pilihan saat ini. Hal tersebut seiring dengan adanya masalah inflasi dan kondisi perekonomian global.
Emas dalam forex dikenal sebagai mata uang dipilih karena fluktuasinya begitu besar dan harganya juga gampang ditebak. Emas banyak ditransaksikan oleh spekulan dengan modal besar.
Baca Juga: Harga Obligasi Luar Negeri Turun, Bulan Lalu Investor Jepang Banyak Lepas Kepemilikan
EUR disukai karena fluktuasinya dinilai cukup stabil. Apalagi, Bank sentral Eropa (ECB) kemungkinan besar masih naikkan suku bunga untuk meredam inflasi, sehingga pergerakan harga mata uang ini terus mengalami fluktuasi yang gampang ditebak.
Sementara, Jepang dan Swiss perekonomiannya sedikit lebih stabil yang terlihat dari belum adanya langkah kenaikan suku bunga. Kedua bank negara ini masih mempertahankan suku bunga rendah sehingga membuat pelaku pasar sedikit lebih optimis terhadap JPY maupun CHF.
Menurut Ibrahim, transaksi emas dan EUR masih akan tetap menjadi pilihan teratas. Sebab, isu besar selanjutnya adalah mengenai keputusan lanjutan suku bunga The Fed.
Suku bunga AS yang diperkirakan sudah mencapai puncak, mungkin tidak menjadi isu utama lagi. Pasar mulai mencermati apakah The Fed akan mempertahankan suku bunga atau menurunkan suku bunga.
Baca Juga: Kebijakan Devisa Hasil Ekspor SDA Diharapkan Dapat Tekan Utang Luar Negeri Indonesia
Ibrahim menjelaskan, apabila Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga maka akan memperlambat perekonomian global. Ini akan membuat valas bergerak fluktuatif, sehingga salah satunya mata uang yang menggiurkan adalah emas dan EUR. Mayoritas trader juga mencari keamanan di kedua instrumen tersebut.
“Lagi lagi kedua mata uang tersebut menjadi favorit,” ungkap Ibrahim saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/7).
Harga emas di akhir tahun diperkirakan akan naik ke level US$ 2.000 per troi ons. Sementara, USD/EUR diproyeksikan naik ke level harga 1.14609.
Kendati demikian, Ibrahim menekankan bahwa valuta asing lebih cocok dimaknai sebagai aktivitas transaksi bukan investasi karena potensi untung dan rugi sama besarnya. Berbeda dengan investasi yang memiliki tujuan untuk menambah pundi-pundi keuntungan secara bertahap, dimana banyak yang melihat dari sisi keuntungan saja.
Baca Juga: Eksportir Wajib Simpan DHE SDA di Domestik, Likuiditas Valas Perbankan Bisa Meningkat
Adapun, secara umum Laba Forexindo Berjangka alias Laba FX menargetkan volume transaksi perdagangan berjangka komoditi akan berkisar 10.000 lot per bulan. Namun, target tersebut diamini bisa saja meleset karena adanya masa transisi selama proses akuisisi Laba FX oleh perusahaan asing.
Kurang lebih masa akuisisi berjalan selama 5 bulan yang akan berakhir Oktober 2023, dimana tidak adanya transaksi yang dilakukan selama proses tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News