kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dana Asing di Pasar SBN Berkurang, Kebijakan Moneter AS Jadi Alasan Utama


Kamis, 09 Maret 2023 / 19:40 WIB
Dana Asing di Pasar SBN Berkurang, Kebijakan Moneter AS Jadi Alasan Utama
ILUSTRASI. Dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali berkurang.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali berkurang. Pada 7 Maret 2023, posisi asing di pasar SBN tersisa Rp 799,46 triliun dengan porsi 14,67% dari total SBN yang dapat diperdagangkan. Angka ini turun dari akhir Februari 2023 yang masih sebesar Rp 804 triliun atau setara dengan 14,79% dari total.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan mengatakan, penurunan kepemilikan asing di pasar SBN seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih kuat serta inflasi yang sedikit di luar ekspektasi. Inflasi AS pada Januari 2023 mencapai 6,4% secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 6,2%. Selain itu, bank sentral AS The Fed juga berpotensi untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya.

"Dalam jangka pendek, kepemilikan asing masih berpotensi menurun meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan karena persentase kepemilikan asing di SBN sudah tidak sebesar beberapa tahun sebelumnya," kata Alvaro saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/3).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menambahkan, penurunan kepemilikan asing di pasar SBN merupakan efek dari sentimen global. Hal ini terkait dengan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang akan lebih agresif ke depannya sehingga menyebabkan kenaikan yield obligasi AS dan membuat nilai tukar rupiah kembali tertekan.

Baca Juga: Waspada, Cadangan Devisa Bisa Ambles Lagi

Untuk ke depannya, arus dana asing di pasar SBN akan sangat tergantung dengan prospek kebijakan moneter di AS. Jika The Fed  memang bakal menaikkan suku bunganya secara agresif, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap arus dana asing di pasar SBN.

"Data ekonomi AS terutama yang berhubungan dengan inflasi jika masih cukup solid juga bisa jadi sentimen negatif bagi investor asing," ucap Fajar.

Sementara itu, sentimen yang dapat mengundang dana asing untuk masuk lagi ke pasar SBN adalah meredanya kekhawatiran pasar terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed serta inflasi global yang melanjutkan tren penurunan. Fajar melihat hal tersebut berpotensi besar terjadi di sekitar paruh kedua tahun 2023.

Baca Juga: Imbal Hasil SUN Benchmark Tenor 10 Tahun Mendekati 7%

Alvaro pun menyebutkan sejumlah faktor yang dapat menarik dana asing masuk lagi ke pasar SBN Indonesia. Mulai dari tingkat inflasi yang terus cenderung menurun, anggaran fiskal 2023 yang tetap disiplin, serta nilai tukar rupiah yang mulai kembali stabil.

Alvaro memperkirakan, pergerakan harga obligasi bakal cukup volatile dalam jangka pendek. Akan tetapi, apabila investor memiliki horizon investasi jangka menengah, di tengah tingkat yield yang menarik, maka SBN dapat memberikan imbal hasil yang baik.

Fajar menambahkan, untuk jangka pendek, investor bisa melakukan rotasi aset obligasi ke tenor-tenor yang lebih pendek sambil mencermati valuasi di tenor menengah dan panjang yang masih atraktif. Investor bisa melakukan strategi averaging down, seiring dengan yield yang sudah mulai atraktif, sembari mencermati momentum outlook suku bunga dan inflasi secara global dan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×