kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas berkilau di tengah pelemahan greenback


Rabu, 31 Januari 2018 / 18:22 WIB
Emas berkilau di tengah pelemahan greenback
ILUSTRASI. Harga emas


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia sejak awal pekan, memberi angin segar bagi pergerakan emas. Harga komoditas logam mulia menguat seiring mengendurnya otot greenback. Pasar mulai berburu aset lindung nilai.

Mengutip Bloomberg, Rabu (31/1) pukul 16.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2018 di Commodity Exchange naik 0,40% ke level US$ 1.345,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya, emas masih melemah 1,18%.

“Penguatan ini faktor utamanya di dollar AS,” ungkap Alwi Assegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id, Rabu.

Meski tengah dilangsungkan pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) sejak Selasa (30/1), tetapi indeks dollar AS belum mampu beranjak naik. Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (30/1) pukul 17.00 WIB, indeks dollar spot berada pada level 88,93, menyentuh level terendah sejak Desember 2014.

Selain itu, menurut Alwi, penguatan emas juga didukung banyaknya investor yang memburu emas sebagai sarana lindung nilai. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi koreksi besar-besaran pasar saham. Kenaikan yang cukup signifikan belakangan ini berpotensi menimbulkan koreksi yang tak kalah besarnya.

“Belum lagi bitcoin pekan lalu sempat turun sampai 40%,” imbuhnya.

Permintaan fisik emas dari India dan China juga mendukung emas. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada awal tahun permintaan perhiasan cenderung menguat. Di India berlangsung musim pernikahan sedangkan di China akan merayakan Imlek.

Namun, Azhar Fauzi Noor, analis PT Monex Investindo Futures melihat kenaikan emas ini hanya kondisi sesaat. Menurutnya, emas justru tengah berada dalam fase wait and see hasil pertemuan FOMC pada Kamis (1/2) dini hari. Baginya kenaikan emas merupakan fase lanjutan dari aksi profit taking yang terjadi sehari sebelumnya.

“Emas kan sudah naik cukup signifikan dari awal tahun lalu,” terangnya.

Ia meyakini dollar AS akan kembali pulih seiring dibukanya perdagangan di pasar AS. Alasannya sinyal kenaikan suku bunga yang akan disampaikan oleh pejabat The Fed berpotensi mendorong penguatan dollar dan melemahkan harga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×