kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Emas Antam masih menunjukan fase negatif, begini rekomendasinya


Selasa, 01 Juni 2021 / 17:02 WIB
Emas Antam masih menunjukan fase negatif, begini rekomendasinya
ILUSTRASI. Petugas?memperlihatkan produk?logam mulia di gerai Butik Emas Antam, Jakarta. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas Antam masih menunjukkan fase negatif. Akhir tahun lalu tercatat harga emas Antam berada di level Rp 965.000 per gram, sementara harga buyback emas Antam Rp 875.000.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan, akhir tahun 2020 sudah memasuki fase koreksi bagi emas yang sudah dimulai dari puncak bulan Agustus 2020. Kenaikan sebelumnya seperti yang diketahui karena ketakutan terhadap hyperinflation akibat pandemi.

Lanjutnya, di saat bank sentral mengucurkan check stimulus untuk mendongkrak ekonomi sehingga membuat prospek ekonomi mengalami pertumbuhan. Meskipun secara bertahap telah mengembalikan apa yang hilang dari nilai ekonomi, membuat harga emas perlahan turun.

Baca Juga: Harga emas di Pegadaian hari ini, Selasa 1 Juni 2021

"Namun ketakutan terhadap inflasi belum hilang, likuiditas pasar yang berlimpah menggenjot pasar saham dan kripto, karena emas bukan merupakan aset yang memberikan imbal hasil dan hanya sebagai lindung nilai, sempat ditinggalkan sementara waktu," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (1/6).

Hanya saja belakangan ini kekhawatiran pasar terhadap inflasi muncul kembali dan Bank Sentral tidak memungkiri akan kenaikan harga konsumen karena memang data ekonomi menunjukkan hal tersebut sekalipun bank mengatakan hal tersebut bersifat sementara.

Logam mulia seperti emas maupun perak memperpanjang kenaikannya minggu lalu. Harga emas naik 1,5% menjadi US$ 1.905/oz dan perak naik 1,9% untuk diperdagangkan di sekitar level harga US$ 28.000/oz.

Menurutnya, hal ini kemungkinan mengikuti pelemahan nilai tukar Dolar AS yang berkelanjutan dan hambatan yang dihadapi oleh imbal hasil Treasury karena posisi Fed yang masih menunjukkan dovish pada kebijakan moneter mereka. Prospek untuk emas telah diuntungkan dari pejabat FOMC yang memperdebatkan isu tapering karena mereka berpendapat tekanan inflasi baru-baru ini sebagian besar bersifat sementara.

Baca Juga: Harga emas Antam dan UBS siang ini di Pegadaian, Selasa 1 Juni 2021

Lanjutnya, dengan inflasi aktual yang meningkat dalam waktu dekat belum cukup untuk menjamin respons kebijakan Federal Reserve, imbal hasil Treasury dan Dolar AS telah berubah lebih rendah. Harga emas telah melonjak lebih tinggi.

"Tren bullish di belakang emas tampaknya akan bertahan selama Fed tetap berkomitmen pada sikap akomodatifnya dan terus menunda pembicaraan tentang pengurangan pembelian aset," sebutnya.

Bahkan, harga emas memiliki kemungkinan menuju ke level tertinggi jika Dolar AS semakin melemah dan imbal hasil Treasury memperpanjang penurunannya. Belum lagi, dengan cryptocurrency utama seperti Bitcoin menghadapi tekanan jual yang berat akhir-akhir ini.

Karenanya, ia memproyeksikan investor mungkin akan mencari aset antifiat yang lebih tradisional seperti emas dan perak.

Baca Juga: Nangkring di level US$ 1.907,54, harga emas melayang di dekat level puncak 5 bulan

"Namun, jika Dolar AS menunjukkan rebound yang tajam, hal itu kemungkinan akan sesuai dengan lonjakan imbal hasil obligasi Treasury yang disebabkan oleh harga pasar dalam ancaman pengurangan Fed. Itu bisa membebani harga emas secara negatif dan akan membatasi kenaikan baru-baru ini," lanjutnya.

Sutopo memperkirakan emas Antam masih memiliki kemungkinan untuk ke harga dekat Rp 900.000 karena animo yang masih besar untuk kepentingan investasi. Pegangan harga tertinggi akhir tahun, jika isu inflasi masih kuat karena untuk merubah kebijakan bank juga perlu waktu, harga ada kemungkinan untuk mencapai Rp 950.000 - Rp 1.000.000.

"Untuk buy back, karena harga emas fisik berbeda dengan harga elektronik untuk saat ini masih layak untuk di beli, jika ada pergeseran ke 850.000," imbuhnya.

Selanjutnya: Begini prospek saham komoditas saat Malaysia, India dan Australia lockdown

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×