Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Bahkan, harga emas memiliki kemungkinan menuju ke level tertinggi jika Dolar AS semakin melemah dan imbal hasil Treasury memperpanjang penurunannya. Belum lagi, dengan cryptocurrency utama seperti Bitcoin menghadapi tekanan jual yang berat akhir-akhir ini.
Karenanya, ia memproyeksikan investor mungkin akan mencari aset antifiat yang lebih tradisional seperti emas dan perak.
Baca Juga: Nangkring di level US$ 1.907,54, harga emas melayang di dekat level puncak 5 bulan
"Namun, jika Dolar AS menunjukkan rebound yang tajam, hal itu kemungkinan akan sesuai dengan lonjakan imbal hasil obligasi Treasury yang disebabkan oleh harga pasar dalam ancaman pengurangan Fed. Itu bisa membebani harga emas secara negatif dan akan membatasi kenaikan baru-baru ini," lanjutnya.
Sutopo memperkirakan emas Antam masih memiliki kemungkinan untuk ke harga dekat Rp 900.000 karena animo yang masih besar untuk kepentingan investasi. Pegangan harga tertinggi akhir tahun, jika isu inflasi masih kuat karena untuk merubah kebijakan bank juga perlu waktu, harga ada kemungkinan untuk mencapai Rp 950.000 - Rp 1.000.000.
"Untuk buy back, karena harga emas fisik berbeda dengan harga elektronik untuk saat ini masih layak untuk di beli, jika ada pergeseran ke 850.000," imbuhnya.
Selanjutnya: Begini prospek saham komoditas saat Malaysia, India dan Australia lockdown
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News