Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah berhasil mendulang penguatan setelah dua pejabat The Fed melontarkan pandangan yang berbeda mengenai peluang kenaikan suku bunga di September 2016 ini.
Di pasar spot, Selasa (13/9) nilai tukar rupiah terangkat 0,51% di level Rp 13.168 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Meski di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru terpuruk 0,47% di level Rp 13.151 per dollar AS.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan pernyataan negatif Gubernur The Fed, Lael Brainard yang mengatakan bahwa belum ada peluang kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat. Hal ini jelas menenggelamkan posisi USD dan menguntungkan pesaingnya seperti rupiah.
Apalagi di saat yang bersamaan data produksi industri China mengalami pertumbuhan yang memuaskan pasar. Efeknya, mata uang Asia seperti rupiah ikut terangkat.
\“Performa positif ini datang karena memang baik fundamental eksternal dan internal keduanya mendukung rupiah unggul,” jelas Reny.
Memang dari sisi data ekonomi domestik belum ada katalis terbaru yang mendukung. Namun kalau berkaca dari data ekonomi sejak awal bulan seperti inflasi dan cadangan devisa positif.
Imbasnya Reny menduga pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal tiga 2016 akan bertahan di level 4,9% - 5%. Proyeksi positif ini terjaga di pasar dan mendukung pergerakan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News