Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rontok lagi. Pasar minyak sawit lesu, seiring ekspor Malaysia merosot.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/2), pukul 17.00 WIB, harga CPO pengiriman April 2015 di Malaysia Derivative Exchange turun 0,70% menjadi RM 2.301 atau setara US$ 642,04 per metrik ton (MT). Ini koreksi hari kedua pasca minyak sawit bertengger di level tertinggi 28 bulan, yaitu RM 2.346 per MT.
Malaysian Palm Oil Broad (MPOB) melaporkan, volume ekspor Januari lalu turun 22% menjadi 1,18 juta MT. Ini penurunan terbesar sejak Januari 2008. Lesunya ekspor berlanjut pada bulan ini. Intertek merilis, ekspor Malaysia periode 1-10 Februari melorot 16% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,16 juta MT.
“Ekspor lesu lantaran permintaan untuk biodiesel turun seiring harga minyak mentah anjlok. Data ekspor tidak menguntungkan bagi harga CPO, ada potensi koreksi," kata Gnanasekar Thiagarajan, Kepala Perdagangan Kaleesuwari Intercontinental kepada Bloomberg, Selasa (10/2). Ia memperkirakan, harga minyak sawit bisa jatuh ke bawah RM 2.300.
Namun, Analis Fortis Asia Futures Deddy Yusuf Siregar menilai, koreksi harga tidak tajam. Pasar minyak sawit tertopang kebijakan subsidi bahan bakar biodiesel di Indonesia. Mulai Maret nanti, Pemerintah Indonesia menaikkan besaran subsidi biodiesel dari semula Rp 1.500 menjadi Rp 4.000. Hal ini dinilai bisa mengerek permintaan CPO.
Secara fundamental, pasar CPO masih cukup kuat untuk menjaga tren bullish. Seperti dilaporkan MPOB, volume produksi minyak sawit bulan Januari 2015 juga turun 15% menjadi 1,16 juta MT, dan stok menyusut 12% menjadi 1,77 juta MT.
Jadi, meski pelaku pasar merespons data MPOB, penurunan harga bakal tipis, bahkan cenderung konsolidasi. “Sebelum menembus ke bawah RM 2.300, harga tidak akan jatuh lebih tajam. Begitu pun jika tidak bisa melampaui RM 2.350, CPO akan sulit naik tinggi," proyeksi Deddy.
Permintaan lesu
Namun, Analis Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar menilai, penurunan produksi belum tentu mampu mendongkrak harga. Ia menduga, konsumen akan menahan pembelian CPO karena meragukan kualitasnya.
Seperti diketahui, kualitas buah sawit akan menurun seiring tingginya curah hujan. Sejumlah kebun sawit di Malaysia bahkan terendam banjir. Padahal, curah hujan tinggi di Malaysia dan Indonesia diperkirakan masih berlanjut hingga Maret mendatang.
Sementara dari sisi permintaan juga belum ada perbaikan. Terlebih perekonomian di Eropa dan Tiongkok belum pulih. “Tren kenaikan hanya jangka pendek. Pergerakan harga pun cenderung tipis, bahkan berpotensi koreksi," prediksi Ariana.
Ia menduga, sepekan ini, CPO bisa bergulir antara RM 2.300-RM 2.340 per MT. Sementara, Deddy menebak, hari ini, masih ada peluang naik tipis di kisaran RM 2.250-RM 2.350 per MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News