kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga CPO masih malas merekah


Senin, 02 Februari 2015 / 08:04 WIB
Harga CPO masih malas merekah
ILUSTRASI. Berikut perkiraan cuaca di Kota Bekasi, Depok dan Bogor dan sekitarnya, Selasa (15/8).


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Koreksi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang cukup tajam, memicu investor melancarkan aksi beli saat harga murah alias bargain hunting. Alhasil, harga komoditas ini rebound di akhir pekan lalu. Namun, kenaikan ini diprediksi hanya sesaat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (30/1), CPO pengiriman April 2015 di Malaysia Derivative Exchange ditutup naik 0,56% menjadi RM 2.146 atau setara US$ 589,82 per metrik ton (MT). Padahal, hari sebelumnya, harga minyak sawit tergerus ke level RM 2.134 per metrik ton. Ini harga terendah sejak 16 Desember 2014.

Dus, sepanjang Januari ini, harga CPO sudah terpangkas 4,83%. Ini koreksi bulanan terbesar sejak Agustus lalu.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menilai, selain karena harga CPO sedang murah, aksi bargain hunting juga didorong sentimen kenaikan harga minyak mentah dunia di pekan lalu.

Namun, jika mengacu sentimen dan tren, harga CPO masih lemah (bearish). "Pasar masih skeptis ekspor di Indonesia dan Malaysia bisa membaik. Apalagi, permintaan dari China sedang lesu," ujar Zulfirman.

Permintaan CPO oleh Tiongkok menunjukkan tren turun sejak Oktober. "Tren ini akan terus berlanjut, mengingat persaingan dengan harga minyak nabati lain," ujar David Ng, Analis Phillip Futures kepada Bloomberg, Jumat (30/1).

Sekadar gambaran, Jumat, harga minyak kedelai di CBOT sempat jatuh ke level US$ 29,32 per pound. Ini harga terendah sejak Desember 2008.

Lesunya permintaan minyak sawit secara global tercermin dari ekspor Malaysia. SGS mencatat, periode 1-25 Januari 2015, ekspor Malaysia turun 19% menjadi 877.730 metrik ton. Pada periode yang sama, ekspor ke China susut 14%.

Terseret harga minyak

Zulfirman menduga, awal pekan ini harga minyak sawit akan berkonsolidasi dengan kecenderungan turun. Para pelaku pasar akan kembali fokus pada sentimen dari China. Data pertumbuhan industri manufaktur bulan Januari tercatat 49,8. Angka ini meleset dari estimasi pasar, yakni 50,3. Ini menjadi sinyal, ekonomi China masih rawan.

Research and Analyst PT Fortis Asia Futures Deddy Yusuf Siregar masih melihat peluang CPO untuk naik tipis, hari ini. "Penguatan bersifat tenikal," ujarnya. Namun, secara umum, tren harga CPO masih lemah. 

Penurunan permintaan CPO bakal berlanjut selama harga minyak mentah jatuh. “Murahnya harga minyak mentah mendorong penggunaan komoditas ini sebagai substitusi CPO sebagai campuran biodiesel," jelasnya. 

Deddy memperkirakan, hari ini, harga minyak sawit bergulir RM 2.090 - RM 2.180 per MT. Untuk sepekan, harganya bisa bergerak RM 1.970 hingga RM 2.224 per MT. 

Prediksi Zulfirman, hari ini,  CPO cenderung melemah ke kisaran RM 2.120 - RM 2.160 per MT. Adapun range sepekan antara RM 2.100 hingga RM 2.200 per MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×