kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi Kabel Fiber, Ini Prospek Kinerja Tower Bersama (TBIG) di 2023


Senin, 20 Maret 2023 / 17:13 WIB
Ekspansi Kabel Fiber, Ini Prospek Kinerja Tower Bersama (TBIG) di 2023
ILUSTRASI. Kinerja saham Tower Bersama Infrastucture (TBIG) tahun 2023 diprediksi lebih positif.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) tahun 2023 diprediksi lebih positif, menyusul perluasan menara dan kabel fiber yang lebih agresif dan penerapan 5G yang lebih cepat.

Analis Trimegah Securities Richardson Raymond mengatakan, TBIG mengakuisisi 2.500 menara dari PT Indosat Tbk (ISAT) pada 2 Agustus 2012 dalam perjanjian sewa selama 10 tahun dan tak dapat dibatalkan.

Perjanjian itu diperbarui pada bulan Agustus 2022 dan kedua pihak telah menyetujui persyaratan komersial baru. Sehingga, perpanjangan kontrak di antara keduanya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Pada kuartal ketiga 2022, pendapatan TBIG dari ISAT berkurang 10,7% QoQ. Hal ini menyiratkan adanya penurunan dari harga awal.  Selain itu, ISAT saat ini juga masih dalam proses rasionalisasi lokasi, yang diharapkan selesai pada kuartal pertama 2023.

“Akibatnya, investor mungkin mengharapkan lebih banyak kejelasan setelah kuartal pertama 2023, terutama mengenai proyeksi pendapatan di masa mendatang,” ungkap Richardson dalam riset 1 Februari 2023.

Baca Juga: Pertumbuhan Lambat Tahun Lalu, Cek Prospek Kinerja Tower Bersama (TBIG) pada 2023

Pada kuartal ketiga 2022, pendapatan TBIG pada kabel fiber meningkat sebesar 756,3% YoY, dari Rp 2,86 miliar menjadi Rp 24,5 miliar.

Meskipun TBIG belum mengumumkan ukuran aset kabel fiber milik mereka, tetapi peluang penambahan akuisisi kabel fiber akan terjadi di masa mendatang. Richardson melihat, langkah tersebut sangat positif. Sebab, bisnis kabel fiber akan berkembang di masa mendatang.

Menurut dia, operator akan mengembangkan jaringan 4G dan 5G lanjutan dalam 3-4 tahun, sehingga kabel fiber diperlukan untuk mengurangi masalah latensi rendah.

“Belum lagi operator menerapkan strategi fixed-mobile convergence (FMC), yang meningkatkan permintaan infrastruktur serat optik,” ungkap dia.

Baca Juga: Diadang Kenaikan Suku Bunga, Simak Prospek Saham Sektor Menara

Menurut Richardson, pada kuartal ketiga 2022, TBIG mempunyai pinjaman mengambang sebesar Rp 2,7 triliun dan obligasi sebesar Rp 5,97 triliun dengan jatuh tempo tahun 2023. Kenaikan suku bunga bank sentral sebesar 25-50 bps, kata Richardson, hanya akan berdampak negatif kecil pada laba bersih TBIG, yaitu sebesar 1%-2% pada tahun 2023.

Richardson merekomendasikan netral untuk saham TBIG dengan target harga Rp 2.300 per saham.

“Risiko penurunan adalah pertumbuhan jumlah penyewa dan tingkat sewa yang lebih rendah dari perkiraan, serta tingkat refinancing atau kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×