Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) sudah mencanangkan target penambahan 60 gerai-70 gerai baru tahun ini dengan anggaran dana belanja modal sebesar Rp 250 miliar. Namun, target tersebut bukan harga mati.
Kalau mendapat lokasi gerai yang cocok, MAP Boga akan menambah jumlah dana belanja modal atau capital expenditure (capex) yang sudah ditetapkan. Yang pasti, penambahan gerai Starbucks masih akan lebih banyak ketimbang gerai merek Pizza Marzano, Pizza Express, Cold Stone Creamery, Godiva atau Krispy Kreme.
Adapun, pilihan utama lokasi ekspansi gerai MAP Boga justru di luar pusat perbelanjaan. "Kami akan lebih sediki membuka di mal dan memperkuat free standing location di area suburban yang gampang diakses," kata Anthony Cottan, Presiden Direktur PT MAP Boga Adiperkasa Tbk di Jakarta, Rabu (9/5).
Pertimbangan MAP Boga adalah menyesuaikan kebutuhan dan gaya hidup konsumen saat ini. Paling tidak, gerai mandiri atau standing alone tak terpancang pada waktu operasional pusat perbelanjaan.
MAP Boga juga memperkuat bisnis di luar cangkang Jakarta. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham MAPB di Bursa Efek Indonesia tersebut mengincar lokasi ekspansi di Medan, Surabaya, Semarang dan kota lain.
Sambil menambah jumlah gerai, MAP Boga membuka peluang untuk menambah merek gerai anyar. Maklum, hingga detik ini, perusahaan tersebut tidak tertarik membikin merek sendiri.
Meskipun begitu, MAP Boga bakal tetap selektif dengan hanya memilih merek dalam kategori top. Potensi pertumbuhan bisnis juga menjadi perhatian mereka.
Adapun incaran MAP Boga saat ini adalah merek dari kawasan Asia seperti Jepang atau Korea Selatan. "Tetapi kami tidak (bertujuan) koleksi brand, makanya kalau tidak perlu sekali, kami bahagia dengan lima brand yang ada saat ini," tutur Anthony.
Wangi Starbucks
Sejauh ini, MAP Boga, memiliki 394 gerai dengan total luasan mencapai 73.174 meter persegi (m²). Sebanyak 330 gerai di antaranya merupakan gerai Starbucks. Jadi jangan heran kalau gerai kopi tersebut menyumbang penjualan terbesar.
Dari Januari-Maret 2018 misalnya, bisnis minuman mencatatkan penjualan Rp 385,22 miliar atau setara dengan 71,94% terhadap total penjualan Rp 535,48 miliar. Sisanya adalah penjualan makanan dan lain-lain.
Sadar bisnis Starbucks sangat wangi, MAP Boga menempuh segala upaya agar penjualannya tetap mendaki. Target mereka tahun ini adalah memperluas segmen pasarnya. "Banyak yang bilang Starbucks terlalu mahal tetapi kami sekarang punya opsi (murah) seperti kopi susu karena kami ingin buat gerai yang lebih inklusif," beber Anthony.
Sepanjang tahun ini, MAP Boga berharap bisa membukukan pertumbuhan penjualan 23%-25%. Kalau penjualan tahun lalu tercatat Rp 1,89 triliun, berarti target penjualan tahun ini sekitar Rp 2,32 triliun-Rp 2,36 triliun.
Penjualan MAP Boga sebesar Rp 535,48 miliar selama kuartal I 2018 tadi, kurang lebih naik 22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih kuartal I tahun ini, naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 30,93 miliar.
Manajemen MAP Boga mengatakan, pemicu pertumbuhan kinerja triwulan pertama adalah inovasi produk dan efisiensi operasional. Mereka juga mengembangkan gerai yang mengutamakan pengalaman bagi konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News