Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerai kopi Starbucks masih menjadi anak emas PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB). Tahun ini, bisnis yang berjalan di bawah PT Sari Coffee Indonesia tersebut kembali mendapatkan jatah ekspansi terbanyak.
Total rencana penambahan gerai baru MAP Boga sepanjang 2018 mencapai 70 gerai. Sebanyak 60 gerai di antaranya adalah target penambahan gerai Starbucks.
Sementara sisanya adalah target penambahan gerai merek lain. "Ada beberapa brand yang akan ditambah antara lain Starbucks, Genki Sushi dan Pizza Marzano, tapi Starbucks yang paling banyak alokasi ekspansinya," terang Fetty Kwartati, Direktur PT MAP Boga Adiperkasa Tbk saat dihubungi KONTAN, Senin (29/1).
Mengacu pada catatan penjualan sembilan bulan tahun lalu, target MAP Boga boleh jadi masuk akal. Pasalnya, lini bisnis minuman adalah penyumbang penjualan terbesar hingga Rp 976,64 miliar atau setara dengan 71,60% terhadap total penjualan.
Adapun saban tahun, manajemen MAP Boga mengaku berupaya membuka sekitar 60 gerai Starbucks. Lokasi yang mereka bidik di Jabodetabek dan luar Jabodetabek.
Sejauh ini, belum ketahuan realisasi penambahan gerai Starbucks sepanjang tahun lalu. Kalau menurut pemberitaan KONTAN pada Desember 2017, MAP Boga telah menambah 50 gerai baru dari Januari-Oktober. Sebanyak 45 gerai di antaranya adalah Starbucks.
Tambahan 50 gerai baru tersebut, menggenapi jumlah gerai MAP Boga menjadi 376 per Oktober 2017. Ratusan gerai tersebar di 20 kota nusantara. Sementara target penambahan gerai baru yang mereka incar sepanjang tahun lalu adalah 60 gerai.
Sementara dalam laporan keuangan 30 September 2017, tercatat ada enam merek gerai di bawah empat entitas anak. Kepemilikan saham MAP Boga di masing-masing entitas anak sama besar, yakni 99,99%.
Namun Genki Sushi yang merupakan restoran Jepang kelolaan PT Agung Mandiri Lestari, tidak termasuk dalam entitas anak MAP Boga. Agung Mandiri masih berada di bawah PT Mitra Adiperkasa Tbk secara langsung. Sebagaimana diketahui, Mitra Adiperkasa adalah pemilik 79,1001% saham MAP Boga per 30 September 2017.
Ingin tumbuh 20%
Karena mayoritas saham MAP Boga adalah Mitra Adiperkasa, ekspansi bisnis keduanya bertalian erat. Bahkan, alokasi dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) MAP Boga 2018 menjadi bagian dari capex Mitra Adiperkasa.
Hanya saja, manajemen MAP Boga tak menyebutkan besaran capex yang dicuil dari Mitra Adiperkasa. "Capex ini termasuk dalam total ekspansi seluruh MAP Group yaitu Rp 800 miliar, termasuk ekspansi toko sport, fashion dan lainnya," kata Fetty.
Yang pasti, MAP Boga berharap ekspansi penambahan gerai bisa menopang pertumbuhan kinerja 2018. Perusahaan berkode saham MAPB di Bursa Efek Indonesia tersebut membidik pertumbuhan penjualan sekitar 20%.
Tak cuma top line, MAP Boga tentu ingin kenaikan kinerja juga terjadi pada pos bottom line. Maklum, sepanjang sembilan bulan tahun lalu catatan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih mereka justru menyusut.
Kalu dihitung, laba bersih MAP Boga per 30 September 2017 turun 34,19% year on year (yoy). Padahal penjualan masih terhitung tumbuh 15,25% menjadi Rp 1,36 triliun. Kenaikan beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban keuangan menggerus laba kotor mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News