kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi tumbuh lambat, rating saham bank turun


Selasa, 17 Maret 2015 / 12:02 WIB
Ekonomi tumbuh lambat, rating saham bank turun
ILUSTRASI. IHSG melemah 0,30% atau 20,57 poin ke 6.940,89 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/10).


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat membuat laju kinerja emiten perbankan diperkirakan tumbuh moderat. Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, laba bersih emiten perbankan sangat berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dia bilang, Bank Indonesia telah mengungkapkan kalau pertumbuhan ekonomi menjadi indikator utama pertumbuhan kredit perbankan di dua kuartal tahun ini. Sehingga, jika Kementerian Keuangan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015 hanya di bawah 5%. Maka, "Prediksi konsensus untuk pertumbuhan sektor bank menjadi terlalu tinggi," ujar Akhmad dalam risetnya, Selasa (17/3).

Meskipun perlambatan ekonomi sudah terjadi sejak semester II 2014 lalu, empat perbankan besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil membukukan kinerja tahun 2014 yang sesuai estimasi. Salah satu faktor yang akan menjadi katalis pertumbuhan industri perbankan tahun ini adalah jika ekonomi bisa tumbuh di atas 5,2%.

Akhmad mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi diikuti dengan likuiditas yang tinggi dan Non Performing Loan (NPL) rendah, sektor bank bisa tumbuh dengan baik. Ada beberapa katalis lainnya yang masih bisa mendorong pertumbuhan bank, yakni benchmark interest rate yang lebih rendah, kenaikan laba bersih perusahaan, dan ekspektasi adanya kenaikan dana murah dalam simpanan (current account saving account/CASA).

"Sembari menunggu kinerja Kuartal I 2015, dan data ekonomi makro, kami menurunkan rekomendasi sektor perbankan dari overweight menjadi neutral," ujarnya.

Akhmad memberi rekomendasi buy untuk BBRI, BBNI, dan BMRI dengan target harga masing-masing Rp 14.500, Rp 7.880, dan Rp 12.800 per saham. Sementara BBCA direkomendasikan hold dengan target harga Rp 14.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×