Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesuksesan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) memecahkan rekor membuat sejumlah analis optimistis, pasar obligasi Indonesia masih akan berkembang hingga 2018 mendatang.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, fundamental dalam negeri saat ini dalam keadaan stabil, sehingga memungkinkan pasar obligasi terus mencetak kinerja ciamik.
Selain didukung masih rendahnya tingkat suku bunga acuan BI, potensi berkembangnya pasar obligasi juga didorong oleh perkiraan tingkat defisit APBN 2018 yang hanya sebesar 2,9%. “Kalau defisitnya kecil, penawaran di pasar perdana relatif terjaga,” ujarnya, hari ini.
Di samping itu, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar juga berpotensi memegang peranan penting terhadap pergerakan ICBI dalam beberapa waktu ke depan.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Nicodimus Anggi Kristantoro sepakat, ICBI masih akan terus merangkak naik, jika lembaga pemeringkat Fitch Ratings benar-benar menaikkan peringkat utang Indonesia pada Desember nanti. “Jika memang dinaikkan, maka akan jadi pemicu yang dominan di pasar,” katanya.
Seperti diketahui, Fitch Ratings pernah menaikkan outlook peringkat utang (sovereign credit rating) Indonesia dari stable menjadi positive pada Desember tahun lalu.
Sedangkan dari luar negeri, Nico menyebut, kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun hampir pasti terjadi. Alhasil, pelaku pasar obligasi perlu mengantisipasi efeknya di awal tahun depan.
Sebagai informasi, ICBI ditutup di level 238,65 pada Jumat (24/11). Angka tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, mengalahkan perolehan pada 25 September lalu yang berada di level 238,41.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News