Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Emas berpendar dan membukukan kenaikan harga yang signifikan sejak awal tahun ini. Prospek kenaikan harga emas terjaga di tengah perekonomian global yang melambat.
Mengutip Bloomberg, pada Selasa (7/6) pukul 14.36 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange turun tipis 0,2% menjadi US$ 1.245 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Tapi, bila dihitung sejak awal tahun, harga emas sudah naik 17,20%.
Agus Chandra, Research & Analyst Monex Investindo Futures, memaparkan, kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2015 membawa tekanan besar pada harga emas. Sebagai aset non bunga, emas ditinggalkan para investor, hingga harganya jatuh ke level terendah tahun ini menjadi US$ 1.074,6 per ons troi (14 Januari 2016).
Tapi harga emas perlahan menguat. Goncangan pada bursa saham China dan devaluasi yuan memicu kekhawatiran gejolak ekonomi global. "Dalam dua bulan pertama tahun ini, harga emas naik cukup tajam," papar Agus.
Dengan perekonomian global yang kurang baik, pelaku pasar ragu The Fed mampu menaikkan suku bunga. Terbukti, The Fed merevisi outlook kenaikan suku bunga menjadi dua kali dari sebelumnya empat kali.
Harga emas semakin berkilau seiring dengan turunnya nilai tukar dollar AS. Emas bisa melaju ke level tertinggi tahun ini, yakni US$ 1.298,1 per ons troi (2/5). Tapi, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed kembali menguat, seiring membaiknya data ekonomi Amerika Serikat.
Lampu sinyal kenaikan suku bunga The Fed pun kembali menyala. Imbasnya, harga emas tergerus dari level tertingginya. Sepanjang Mei, harga emas terkoreksi 5,8%.
Prospek positif
Di akhir semester I-2016, setidaknya ada dua peristiwa penting yang akan menjadi sentimen penggerak harga emas. Pertama, referendum Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Kedua, pertemuan FOMC. Referendum Brexit membuat dollar AS menguat sehingga dapat menekan harga emas. Namun Agus melihat prospek emas cukup positif setelah data tenaga kerja AS bulan Mei kembali memudarkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed di bulan ini.
Jika dalam pertemuan FOMC tidak ada kenaikan suku bunga, Agus memprediksi harga emas akan menguat ke level US$ 1.300 per ons troi di akhir semester pertama. Tapi jika The Fed menaikkan suku bunga, harga emas akan kembali ke bawah US$ 1.200 per ons troi.
Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menilai pola kenaikan suku bunga The Fed akan sama dengan tahun lalu. Jadi, spekulasi kenaikan berkembang sejak awal tahun, tetapi kenaikan terjadi di akhir tahun.
"Saya melihat harga emas tahun ini, tidak akan lebih rendah dari tahun lalu," tutur Deddy. Menurutnya, jelang referendum Brexit, dollar AS semakin kuat. Sementara The Fed tidak ingin dollar AS menguat tajam.
Karena itu, peluang kenaikan suku bunga di Juli makin kecil. Bila harga emas bertahan di atas US$ 1.235 per ons troi, Deddy memprediksi harga emas di akhir semester I-2016 akan berkisar US$ 1.250-US$ 1.261 per ons troi.
Jika ekonomi global masih suram dan The Fed berhati-hati menaikkan suku bunga, harga emas akan bergulir di kisaran US$ 1.300-US$ 1.340 per ons troi akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News