Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield US Tresury tenor 10 tahun kembali turun ke level 3,65% setelah sempat naik ke level 3,8%, tertinggi sejak 9 Maret 2023. Di sisi lain, yield SUN tenor yang sama melanjutkan penurunannya ke level 6,37%. Diperkirakan yield SUN masih akan melandai hingga akhir 2023.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, kenaikan yield US Treasury tenor 10 tahun karena sentimen dari Amerika Serikat (AS). Yakni, rencana pemerintah dalam menghadapi jumlah utang AS yang kian membesar sehingga pemerintah AS perlu meningkatkan batas atas utang.
"Pada saat ini masih dalam proses penyelesaian antara Presiden AS, parlemen, dan bank sentral," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/5).
Baca Juga: Pemerintah Terima Penawaran Rp 58,44 Triliun Pada Lelang SUN Hari Ini (30/5)
Sementara itu, yield obligasi pemerintah Indonesia yang menguat didorong dari sejumlah faktor.
Pertama, tingginya likuiditas di pasar yang terlihat dari jumlah permintaan yang masuk pada lelang SUN sebesar lebih dari Rp 58 triliun.
Kedua, masih tingginya minat dari investor asing yang terlihat dari kenaikan kepemilikan pada obligasi pemerintah yang naik sebesar Rp 68 triliun.
Ketiga, inflasi yang terjaga.
"Sejak awal tahun inflasi Indonesia hanya mengalami kenaikan 1,01% dan secara tahunan, inflasi secara konsisten masih mengalami penurunan terlihat pada bulan April mencapai 4,33% secara tahunan," jelasnya.
Reza memperkirakan, akhir tahun ini SUN tenor 10 tahun berpotensi menguat ke level 6,1% – 6,25%. Namun ia mengingatkan, yang perlu diperhatikan ke depannya adalah kondisi politik menjelang pemilu.
"Pada pemilu-pemilu sebelumnya, uang beredar akan lebih besar sehingga bisa memicu kenaikan pada inflasi," katanya.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula sepakat bahwa resiliensi SBN karena kondisi domestik yang lebih kondusif seperti angka inflasi yang menurun dan suku bunga BI yang diekspektasikan telah mencapai puncak.
Baca Juga: Makro Ekonomi Solid, Porsi Asing di Obligasi Negara Naik
Pasokan obligasi pemerintah yang menurun di lelang dengan kebutuhan pendanaan budget defisit yang makin kecil juga menopang pasar SBN. Ia perkirakan SBN 10 tahun dapat mengarah ke 6%-6,25% di paruh kedua setelah US Fed telah berhenti siklus kenaikan suku bunga dan makin kencangnya aliran dana asing ke pasar SBN ditopang oleh stabilnya nilai tukar.
"Spread 250 bps-300 bps di akhir tahun masih sangat wajar," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News