kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Yield Obligasi 10 Tahun Masih Bisa Turun di Tahun 2023


Kamis, 13 April 2023 / 20:27 WIB
Yield Obligasi 10 Tahun Masih Bisa Turun di Tahun 2023
ILUSTRASI. Imbal hasil alias yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia di awal tahun 2023 mengalami penurunan.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil alias yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia di awal tahun 2023 mengalami penurunan.

Melansir Investing.com, Kamis (13/4), yield obligasi Indonesia 10 tahun hari ini ada di level 6,72%. Angka itu menurun sejak bulan Februari 2023 yang rata-ratanya 6,9%.

Meski begitu, jika dilihat secara harian, yield obligasi Indonesia 10 tahun cukup berfluktuatif. Sebab, pada Februari lalu, yield terendah sempat mencapai 6,54%.

CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, potensi penurunan masih bisa berlanjut di tahun 2023.

Baca Juga: Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Turun, Ini Sentimennya

Sentimennya adalah siklus tingkat kenaikan bunga The Fed yang sudah mendekati puncak dikarenakan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) dan potensi resesi.

“Jika tren kenaikan tingkat suku bunga melandai, capital inflow berpotensi masuk Kembali ke emerging market, termasuk Indonesia,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/4).

Dengan potensi berlanjutnya foreign capital inflow, maka yield berpotensi turun dan ekspektasi imbal hasil dari surat berharga negara (SBN) secara jangka panjang lebih atraktif.

“Walaupun secara kinerja masih bisa koreksi dan volatile, tetapi potensi upside jauh lebih besar dari faktor downside risk,” ungkapnya.

Guntur melihat, dengan siklus tren kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan bisa berakhir di tahun ini, yield SBN 10 tahun berpotensi untuk turun di bawah 6,5% di tahun ini.

Hal itu membuat Pinnacle mengatur strategi yang sesuai di masing-masing reksadana kelolaannya. Untuk reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi, Pinnacle menerapkan active duration strategy terhadap portfolio obligasi berdasarkan dari pandangan terhadap suku bunga.

Baca Juga: Obligasi Masih Jadi Tempat BPJS Ketenagakerjaan Simpan Mayoritas Dana Investasi

“Kami secara portfolio obligasi durasi yang lebih pendek dari benchmark. Ini bisa berubah secara tactical sesuai dengan kondisi pasar,” paparnya.

Sementara, untuk mengantisipasi penurunan tingkat suku bunga, Pinnacle dapat memperpanjang tenor durasi di portfolio obligasi.

“Di tahun ini kami cukup bullish di strategi pendapatan tetap. Dengan pergerakan dan kondisi pasar sekarang, kami melihat lebih banyak upside potential untuk di obligasi dari pada downside risk,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×