Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yen Jepang (JPY) menjadi pilihan valuta safe haven di tengah tegangnya tensi perang dagang global. Namun, kekuatan JPY masih terbatas dari fundamental domestiknya yang belum pasti.
Dari data Trading Economics, Kamis (10/4) pukul 20.30 WIB, berbagai valuta kompak tunduk terhadap JPY. Pelemahan harian terlihat pada pairing USD/JPY sebesar 1,7%, EUR/JPY sebesar 0,24%, dan GBP/JPY sebesar 0,89%.
Pun dari valuta-valuta Asia. Pelemahan harian terlihat pada pairing KRW/JPY sebesar 1,98%, CNY/JPY sebesar 1,37%, dan SGD/JPY sebesar 1,15%.
Baca Juga: Dolar AS Masih Bergerak Fluktuatif, Analis Rekomendasi Franc Swiss dan Yen Jepang
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penguatan JPY masih akan berlanjut seiring meningkatnya sentimen risk-off dan perlambatan ekonomi akibat perang dagang global. Menurutnya, JPY jadi salah satu valuta yang akan bergerak stabil.
Meski begitu, Josua juga menyoroti sentimen domestik Jepang yang berpotensi menahan penguatan JPY. Bank of Japan (BoJ) masih menunjukkan sikap siap menaikkan suku bunga. Namun, Josua menilai rencana ini masih berpotensi tertahan.
“Kenyataannya indikator ekonomi Jepang mulai melemah, seperti penurunan PMI manufaktur, sehingga ekspektasi pengetatan moneter agresif tampaknya akan tetap terbatas,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/4).
Baca Juga: Nilai Tukar Yen Menguat Seiring Kenaikan Permintaan Safe Haven
Pada bulan Maret lalu, JPY sempat terapresiasi karena permintaan aset aman meningkat, didukung oleh inflasi Tokyo yang lebih tinggi dari perkiraan. Namun, momentum tersebut sempat tertahan. Josua bilang, itu karena PMI manufaktur AS membaik dan antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga tambahan BoJ menurun.
Untuk jangka menengah hingga panjang, JPY diproyeksi masih menjadi valuta pilihan. “Jika perang dagang semakin intens dan ekonomi global melambat, maka tekanan penguatan terhadap Yen kemungkinan akan berlanjut,” katanya.
Hingga akhir tahun 2025 nanti, Josua memprediksi JPY akan bergerak dalam kisaran 145–151 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Terus Melemah ke Rp 16.965 Per Dolar AS di Tengah Hari, Yen Terkuat di Asia
Selanjutnya: Senada Gubernur DKI Jakarta, Bank DKI Pastikan Data dan Dana Nasabah Tetap Aman
Menarik Dibaca: Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi, Begini Cara Mencegahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News