Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang euro masih rentan mengalami koreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) seiring memburuknya data-data ekonomi di benua biru.
Pasangan EUR/USD berhasil rebound 0,17% ke level 1,0940 pada Jumat (27/9) lalu. Sebelumnya, pelemahan selalu terjadi pada pasangan EUR/USD selama dua hari beruntun.
Baca Juga: Pasangan EUR/USD bergerak volatile, analis sarankan sell on correction
President Commisioner HFX International Berjangka Sutopo menilai, sejatinya dolar AS masih menjadi aset safe haven hingga saat ini. Apalagi, belum ada sinyal penurunan suku bunga acuan AS yang lebih besar dari perkiraan para pelaku pasar.
Namun, keperkasaan dolar AS mulai terkikis seiring isu pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump sepanjang pekan lalu. Sentimen ini berdampak negatif terhadap kondisi politik dalam negeri AS jelang pemilu presiden 2020 nanti.
Sementara itu, data final pertumbuhan ekonomi AS yang tetap di level 2,0% di kuartal II-2019 sempat memberikan harapan terhadap dolar AS. Namun, data ekonomi AS yang dirilis dengan hasil beragam di Jumat lalu kembali menimbulkan rasa pesimis di kalangan pelaku pasar.
Tercatat, data pemesanan barang tahan lama AS di bulan Agustus tumbuh 0,2% (mom). Padahal, konsensus analis memprediksi data tersebut akan turun 1,1% (mom).
Akan tetapi, data pengeluaran personal AS di periode yang sama hanya tumbuh 0,1% (mom) alias lebih rendah dari proyeksi konsensus analis sebesar 0,3% (mom). Begitu juga dengan data perubahan harga barang dan jasa di luar sektor makanan dan energi di AS hanya naik 0,1% (mom) atau di bawah prediksi sebesar 0,2% (mom).
Baca Juga: Ancaman resesi ekonomi zona Eropa terlihat, Euro cenderung melemah terhadap dolar AS
Kendati demikian, bukan berarti euro akan melaju mulus. Sebab, data-data ekonomi Eropa cenderung melemah ketika dirilis sepanjang pekan lalu. Yang terbaru, data pengeluaran konsumer Perancis di bulan Agustus lalu stagnan, padahal prediksi konsensus analis data tersebut bisa tumbuh 0,3% (mom).
Data awal inflasi sektor konsumer Prancis juga turun 0,3% (mom) lebih buruk dari prediksi awal yakni -0,2% (mom). “Usaha European Central Bank (ECB) untuk memperbaiki ekonomi Eropa belum berdampak signifikan terhadap penguatan euro,” ujar Sutopo, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Penggunaan BBM turun, PLN raih laba bersih Rp 7,35 triliun di semester I-2019
Pasangan EUR/USD masih berpeluang kembali mengalami tren bearish dalam waktu dekat. Posisi pasangan ini berada di bawah MA20, MA50, dan MA200. Indikator RSI masih berada di bawah level 50 atau belum ada sinyal oversold.
Sutopo merekomendasikan sell pasangan EUR/USD dengan proyeksi support di level 1,0875 – 1,0750 serta resistance di level 1,0975 – 1,1000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News