kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Efek Jokowi menjalar ke pasar obligasi


Senin, 17 Maret 2014 / 07:04 WIB
Efek Jokowi menjalar ke pasar obligasi
ILUSTRASI. Itaewon Class, salah satu drama Korea yang angkat tema bisnis dan finansial yang bisa bikin melek finansial para penontonnya.


Reporter: Wahyu Satriani, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ikut membawa dampak positif bagi pasar obligasi. Akhir pekan lalu (14/3), indeks harga obligasi pemerintah mencapai level tertinggi sejak lima bulan terakhir.

Indonesia bond pricing agency (IBPA) mencatat, indeks obligasi pemerintah yang ditunjukkan oleh IGB Total Return Index berada di level tertingginya sejak lima bulan terakhir di kisaran 178,947, Jumat (14/3).

Begitu juga dengan data Inter Dealer Market Association (IDMA) melalui IDMA government bond index yang menunjukkan indeks di level 97,23 pada hari yang sama. Ini menjadi level tertinggi sejak November 2013.

Analis IBPA Fakhrul Aufa mengatakan, indeks obligasi mengalami penurunan sejak awal November 2013. Akhir Oktober 2013, IGB Total Return Index masih berada di kisaran 180,780. Indeks kemudian anjlok 1,8% pada 1 November 2013 di level 178,941.

"Setelah itu, indeks turun terus dan baru menyentuh level tertinggi kembali di 178,974 pada Jumat (14/3) tahun ini," kata Fakhrul kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

IGB akhir pekan lalu tersebut juga ditutup menguat 0,1% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya (13/3), yang berada di level 178.773. Apabila dibandingkan dengan pekan sebelumnya, indeks obligasi pemerintah juga naik 0,6%.

Sementara itu, transaksi harian sepanjang Maret 2014 naik 5,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Saat ini, rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,2 triliun atau naik ketimbang Februari yang sekitar Rp 7,7 triliun.

Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management mengatakan, pelaku pasar merespon positif pencalonan Gubernur Jakarta itu sebagai capres. "Joko Widodo disukai investor, khususnya asing," kata Desmon.

Desmon memprediksi, investor asing akan menyerbu pasar surat utang pemerintah dalam beberapa pekan ke depan. Sedangkan, Fakhrul memprediksi, euforia pencalonan Joko Widodo terhadap pasar obligasi hanya akan terjadi secara jangka pendek. Tapi, jika Pemilu berjalan lancar, Fakhrul bilang, dampak positifnya akan dirasakan pasar obligasi secara jangka panjang.

Saat ini, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) terus meningkat. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mencatat, kepemilikan asing SUN naik sejak awal Maret 2014. Pada 7 Maret 2014, asing tercatat menggenggam SUN sebanyak Rp 347,82 triliun atau naik 5,83% dibandingkan posisi akhir Januari 2014 yang sekitar Rp 328,65 triliun.

Berkaca pada pelaksanaan pemilu sebelumnya, ajang lima tahunan ini berdampak terhadap penurunan credit default swap (CDS) yang menjadi acuan risiko investasi di Indonesia. Pada Pemilu legislatif 2009, misalnya, CDS Indonesia tenor 10 tahun turun 129,96 basis poin sejak awal tahun.

Demikian juga saat pemilu presiden di tahun yang sama, CDS Indonesia bertenor 10 tahun turun 331,455 basis poin. Fakhrul mengatakan, penurunan CDS berdampak pada banjirnya dana asing ke pasar modal Indonesia. "Pemilu membawa semangat baru bagi pasar obligasi," kata Fakhrul.

Meskipun indeks obligasi pemerintah Indonesia mengalami kenaikan, namun rata-rata yield yang ditunjukkan oleh IGB Effective Yield Index tertekan. Data IBPA menunjukkan, IGB Effective Yield Index terkoreksi 0,01% pada Jumat (14/3) menjadi 8,1% dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Yield tiga seri acuan atau benchmark SUN mengalami kenaikan dan harganya turun, yaitu SUN seri FR0069 bertenor lima tahun, seri FR0071 bertenor 15 tahun, dan seri FR0068 bertenor 20 tahun. Hanya satu seri SUN yang harganya naik, yakni seri FR0070 bertenor 10 tahun.

Sebaliknya berdasarkan data IDMA, harga empat seri SUN itu pada Jumat lalu (14/3) mengalami kenaikan dari hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×