Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Namun, menurut Fahressi, porsinya telah berkembang sejak tahun 2017 yang hanya mencapai 7,3%. "Kami mengakui kontribusinya masih belum signifikan. Menariknya, di semester I tahun 2020 dan di tengah masa yang penuh tantangan Covid 19, pendapatan segmen budidaya naik 4,9% secara year on year dan laba operasional juga melonjak 34,4% YoY," terang dia dalam riset.
Baca Juga: Surat Edaran Ditjen PKH tentang pengurangan DOC FS perlu diawasi agar efektif
Hasil marjin operasi akuakultur di semester I tahun ini meningkat menjadi 6,8% dari periode sama tahun 2019 sebesar 5,3%. "Kami ke depan, segmen budidaya memiliki ruang bertumbuh cukup besar," harap Fahressi.
Bisnis akuakultur dalam beberapa tahun terakhir juga diyakini bisa memberikan kontribusi yang lebih besar ke depannya dan akan meningkatkan profitabilitas JPFA.
Namun, Japfa Comfeed memiliki kendala lantaran harga broiler dan DOC tidak memberikan keuntungan pada kuartal III tahun ini. Karena alasan tersebut, Fahressi merekomendasikan hold saham JPFA dengan target harga Rp 1.250 per saham.
Pada kuartal III tahun ini, harga broiler turun 16,2% secara kuartal on kuartal dan 13,2% yoy. Harga DOC turun 11,8% QoQ dan 19,9% YoY.
Ini terutama disebabkan penurunan permintaan selama periode yang menyebabkan kelebihan pasokan. Oleh karena itu, Fahressi mengharapkan hasil kuartal III tahun ini akan lebih buruk dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, Ciptadana mempertahankan prakiraan saat ini menantikan hasil sementara di kuartal III tahun ini.
Baca Juga: Greenfields luncurkan produk susu baru Greenfields Fresh Jersey Milk
Hingga akhir tahun ini, Ciptadana memperkirakan pendapatan JPFA mencapai Rp 34,36 triliun sedangkan laba bersih bisa Rp 621 miliar. Sedangkan pada tahun depan, Ciptadana Sekuritas memproyesikan pendapatan dan laba bersih JPFA bisa mencapai Rp 36,89 triliun dan Rp 1,39 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News